Waspada Bahaya Polusi Udara Bisa Sebabkan Kanker

waspada bahaya polusi udara bisa sebabkan kanker 63977 1

Bid TIK Polda Kepri

– Jakarta. Dokter Spesialis
Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik Rumah Sakit Umum Pusat Nasional
Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Prof. Dr. dr. Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD, K-HOM,
FINASIM, FACP mengatakan polusi udara dapat menyebabkan kanker.

Dalam keterangannya ia menyebutkan bahwa 90 persen penyebab
kanker itu lingkungan, selain rokok, polusi udara.

Saat ditemui Aru Wicaksono Sudoyo, membahas kualitas udara
di Jakarta juga kota-kota sekitarnya yang semakin lama semakin buruk akibat
polusi dari emisi kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik yang mengelilingi kota.

Meski risiko polusi udara terhadap kanker hanya sebanyak dua
persen, pencemaran udara ini, menurutnya, tetap dapat menimbulkan kanker dalam
tubuh manusia.

“Polusi udara hanya dua persen
memang, tapi dua persen dari jumlah (populasi) besar, ya besar juga angkanya,” ujarnya, dilansir Antaranews, Sabtu .

Selanjutnya ia menyebut selain asap rokok, asap kendaraan
juga termasuk karsinogenik, yakni zat yang berpotensi menyebabkan kanker. Asap
kendaraan diketahui mengandung zat karsinogenik bernama polycyclic aromatic
drocarbons (PAHs) yang dapat merusak sel tubuh dan menyebabkan kanker.

Ia mengungkapkan, zat karsinogenik umumnya membutuhkan waktu
antara lima hingga sepuluh tahun untuk menimbulkan kanker pada tubuh manusia.

“Kita lihat polusi udara yang kita
dapat di Jakarta itu kan bukan dari kebakaran hutan. Dari mana? Itu adalah
bahan kimia, lalu dimasukkan ke dalam tubuh,” ujarnya.

Ia menjelaskan, meski polusi yang dihirup berupa asap, jenis
kanker yang berpotensi timbul tidak selalu kanker paru-paru, melainkan dapat
menginfeksi organ tubuh lain secara acak, tergantung pula kondisi kesehatan
masing-masing individu.

“Misalnya perokok ya, belum tentu dia terkena kanker
paru, bisa juga kanker hati, kanker usus dan sebagainya. Setiap orang
lain-lain, tergantung badan kita, terutama memang paru karena dihirup langsung,
tapi belum tentu. Tergantung exposure-nya tubuh kita itu mana yang bereaksi
buruk,” ungkapnya.

Di akhir kesempatan ia menganjurkan masyarakat di perkotaan
untuk tetap menjalankan pola hidup sehat, termasuk makan dan tidur teratur, dan
rutin melakukan olah raga. Makanan yang buruk, apa lagi yang berpengawet,
menurutnya, juga menyumbang risiko kanker sebanyak 35 persen.