Kemendikbudristek: Pemerintah Belanda Sudah Kembalikan Ratusan Benda Bersejarah Milik Indonesia

kemendikbudristek pemerintah belanda sudah kembalikan ratusan benda bersejarah milik indonesia 60813

Bid TIK Polda Kepri – Jakarta. Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan Pemerintah
Belanda telah menyerahkan berbagai barang koleksi bersejarah milik Indonesia
kepada pemerintah di Museum Volkenkunde, Leiden, Belanda.

“Ada beberapa agenda yang dilakukan pemerintah, selain
penyerahan barang koleksi bersejarah dari Belanda, yaitu tanda tangan
dokumen,” ujar Ketua Tim Repatriasi Koleksi Asal Indonesia di Belanda I
Gusti Agung Wesaka Puja dalam keterangan di Jakarta, Selasa (10/7/23).

Penandatanganan dokumen dilakukan mengenai Pengaturan Teknis
(Technical Arrangement) dan Pengakuan Pengalihan Hak dari Kerajaan Belanda ke
Republik Indonesia.

Repatriasi koleksi asal Indonesia di Belanda bisa dilakukan
berkat kerja sama dan kerja keras kedua komite repatriasi serta dukungan kedua
pemerintah.

Tim Repatriasi Koleksi bersama Komite Repatriasi benda
kolonial Belanda yang dipimpin oleh Lilian Gonçalvez-Ho Kang You terus menjalin
komunikasi positif dan produktif guna mendorong pengembalian benda-benda
bersejarah dari Belanda ke Indonesia.

“Kami telah memulai upaya repatriasi ini sejak dua tahun
lalu. Benda cagar budaya dari Belanda akan segera diserahterimakan kembali ke
Indonesia,” tutur Wesaka.

Wesaka menjelaskan, setelah melalui serangkaian penelitian
dari para ahli nantinya empat koleksi artefak yakni 132 koleksi benda seni Bali
Pita Maha, Patung Singasari, pusaka kerajaan Lombok, dan keris Puputan
Klungkung akan dikembalikan ke Indonesia.

Sebanyak 132 benda seni Bali itu antara lain lukisan, ukiran
kayu, serta benda-benda perak, dan tekstil para maestro seniman kelompok seni
Pita Maha yang didirikan pada 29 Januari 1936 oleh Tjokorda Gde Agung Sukawati,
I Gusti Nyoman Lempad, Walter Spies, dan Rudolf Bone.

 

Sedangkan empat patung Singasari di Museum Volkenkunde,
Leiden, adalah primadona dari abad ke-13 Masehi yang berasal dari Candi
Singasari yakni didirikan untuk menghormati kematian Raja Kertanagara.

Keempat arca yang akan kembali ke Indonesia tersebut adalah
Durga, Mahakala, Nandishvara, dan Ganesha.

Selain itu ratusan benda yang berasal dari kerajaan Lombok
juga dikembalikan dalam repatriasi kali ini bersama dengan sebilah keris dari
Kerajaan Klungkung, Bali.

Objek dari Puri Cakranegara, Lombok, itu sebelumnya
tersimpan di Tropenmuseum, sedangkan keris Puputan Klungkung sejak lama menjadi koleksi Museum Volkenkunde,
Leiden.

Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudtistek Hilmar Farid
menjelaskan pemindahan koleksi benda bersejarah ini bukan sekadar pemindahan,
melainkan juga mengandung nilai sejarah.

Terlebih lagi kedua komite repatriasi dari Indonesia dan
Belanda bekerja sama melakukan serangkaian pertemuan dan diskusi untuk membahas
makna dari benda-benda tersebut bagi kedua bangsa baik pada masa lalu maupun di
masa kini.

“Ini mengungkap pengetahuan sejarah dan asal-usul
benda-benda seni bersejarah yang selama ini belum diketahui masyarakat,”
kata Hilmar.

Ia menambahkan kerja sama kedua negara dalam bidang
repatriasi ini akan turut mengembangkan program-program kerja sama museum dan
penelitian yang melibatkan para ahli dari kedua negara.

“Ini juga mengembangkan program beasiswa bagi para sarjana
yang melakukan penelitian di dalam bidang repatriasi benda kolonial,”
ujarnya.