Cegah Paham Radikalisme dan Intoleran, Kapolda Jambi Beri Pemahaman kepada Personel Jajaran

cegah paham radikalisme dan intoleran kapolda jambi beri pemahaman kepada personel jajaran 24944
Bid TIK Polda KepriJambi. Polda Jambi melalui Biro SDM mengadakan pembinaan personel dalam rangka penanggulangan / pencegahan radikalisme dan intoleransi personel Polda Jambi TA 2021 di salah satu hotel, Kota Jambi, Kamis (11/11/21).

Kapolda Jambi, Irjen Pol. A Rachmad Wibowo memberikan pengarahan pembinaan personel Polda Jambi ini, yang dihadiri oleh Ketua MUI Provinsi Jambi, pejabat utama Polda Jambi, Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi, Kepala Kesbangpol Provinsi Jambi, Personel Pengurus Masjid di Polres, Kabag SDM, Kasat Intel dan Kasi Propam Polres Jajaran Polda Jambi.

Irjen Pol. A Rachmad Wibowo dalam arahannya menyampaikan analisa Roy J Eidelson & Judi Eidelson dari Pennsylvania University dalam Jurnal American Psikologys 2003, kemudian Psikolog Fathali M Moghadam serta Profesor Sarlito wirawan Sarwono perihal mengapa orang menjadi radikal.

Kapolda Jambi menyebutkan bahwa radikalisme itu muncul pada seseorang apabila didalam dirinya memiliki 5 ide berbahaya yakni superioritas, ketidakadilan (injustice), kerentanan, ketidakkepercayaan (distrus) dan ketidakberdayaan.
3

“Ini mungkin saja terjadi di lingkungan masyarakat sekitar kita tinggal atau tempat kita bekerja, ataupun di internal kita, kalau mereka ingin memperjuangkan itu, dia akan menjadi pemberontak dan mengangkat senjata secara fisik,” terang Jenderal Bintang Dua.

Lulusan Akabri tahun 1993 tersebut mengatakan kalau itu sudah menjadi pilihannya dan terjadi dilingkungan Polri, maka rata-rata mereka keluar dari Polri kemudian mereka membentuk grup sendiri. Dalam analisa Psikolog Fathali M Moghadam, Kapolda Jambi menyebutkan kajian psikolog tersebut yang menjabarkan anak tangga menuju aksi teror.

“Ini yang perlu diantisipasi bapak ibu sekalian, terkait dengan radikalisme dan intoleran ini, bukan saja di masyarakat tetapi juga di tubuh Polri,” tutur Dirtipid Siber Bareskrim Polri.

Kemudian bagaimana caranya agar anggota Polri tidak memiliki ide yang berbahaya, yaitu dengan mengedepankan Bagian Psikologi di biro SDM yang sangat berperan dalam mencegah timbulnya radikalisme dan intoleran di tubuh Polri serta peran Kasatker, Kasatwil dan para Perwira/supervisor dalam membimbing dan mengarahkan, mengenali perubahan sikap dan memecahkan masalah anggota.