Usai Disiram 215 Ribu Liter Air, Kebakaran Gunung Lawu Mulai Padam

usai disiram 215 ribu liter air kebakaran gunung lawu mulai padam 64876

Bid TIK Polda Kepri – Jakarta. Kebakaran hutan dan
lahan (karhutla) di Gunung Lawu yang terjadi sejak 29 September lalu, dilaporkan
mulai padam. Kebakaran bisa dipadamkan setelah dilakukan upaya water bombing
dengan menghabiskan 215 ribu liter air.

Dilansir dari cnnindonesia, Total luas area Gunung Lawu yang
terdampak kathutla ini mencapai 2.185 hektare. Terdiri dari 1.300 hektare
wilayah Kabupaten Ngawi, 700 hektare wilayah Kabupaten Magetan, hingga 185
hektare wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.

Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto mengatakan,
operasi water bombing menggunakan helikopter BNPB itu sudah dihentikan sejak
Jumat Kemarin.

“Dengan melihat kondisi yang ada, sehingga kami lakukan
penutupan operasi water boombing,” ungkap Kepala Pelaksana BPBD saat
dikonfirmasi, Minggu (15/10/23).

Ia
mengatakan untuk memadamkan karhutla di Gunung Lawu, sudah dilakukan water
bombing sebanyak 215 kali. Artinya pemadaman udara karhutla Gunung Lawu sudah
menghabiskan setidaknya 215.000 liter air.

“Water bombing sudah dilakukan 215 kali dengan seribu
liter air tiap kali boombing, artinya 215.000 liter air sudah dikucurkan di
wilayah Lawu. Sudah selesai dipadamkan,” jelasnya.

 

Walaupun begitu, tim pemadaman darat akan terus bersiaga
mencari titik-titik api dan bara yang tersisa.

“Selanjutnya akan terus dilanjutkan oleh tim darat,
untuk mencari sisa bara api yang masih ada serta titik api kecil itu akan dipadamkan,”
ujarnya.

Tim pemadaman darat ini, jelas Kepala Pelaksana BPBD juga telah
membuat sekat atau ilaran agar titik api yang tersisa tak kembali meluas.

“Ilaran di wilayah Ngawi sudah dibuat 9.000 meter,
wilayah Karanganyar juga sudah dibuat sepanjang 2.000 meter,” ungkap
Kepala Pelaksana BPBD.

Kepala Pelaksana BPBD itu mengatakan bahwa, Tim Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga sudah meninjau langsung lokasi
kejadian karhutla Gunung Lawu. Mereka berencana melakukan penanaman ulang.

“Kemarin dari Kementerian LHK melihat ke lokasi,
mengantisipasi seandainya kalau diperlukan reboisasi, akan dilakukan reboisasi
ulang,” jelasnya.