Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi mengungkapkan konten-konten dalam kanal YouTube tersebut merupakan konten provokatif yang dapat memecah persatuan bangsa dan negara.
“Kontennya terdiri dari fitnah, adu domba antara TNI-Polri, dan provokasi. Kontennya ini diupload dan disebar lagi ke media sosial lain, sehingga viral dan jika diterima masyarakat yang memiliki tingkat literasi rendah maka akan berbahaya,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan, tujuan ketiganya membuat konten yaitu untuk mendapatkan keuntungan ekonomi. “Mereka ternyata mengupload konten provokatif dengan tujuan materi. Pengakuannya, mereka dapat adsense YouTube mulai dari Rp1,8 juta hingga Rp2 miliar,” terang Kombes Pol Hengki Haryadi.
Diketahui, tiga tersangka masih menjalani penahanan di Rutan Polres Metro Jakarta Pusat. Penyidik juga masih mendalami kasus tersebut, termasuk dengan apakah ada motivasi lain para tersangka memproduksi konten tersebut.