– Jakarta. Polri meraih tingkat kepercayaan tertinggi dari responden menurut rilis hasil survei Lembaga
Pemilih Indonesia (LPI) akhir tahun 2022. Survei tersebut mengenai lembaga/instansi yang dinilai paling
dipercaya atasi kekerasan
horizontal di Tanah Air.
“LPI membuat empat indikator ancaman, antara lain. 1)
Stabilitas Nasional dan Ancaman Resesi Ekonomi; 2) Politik Identitas; 3) Kekerasan
Horizontal dan Separatisme Papua; 4) Terorisme dan Ancaman Ideologi. Untuk
indikator kekerasan horizontal, institusi Polri berada di rating pertama dengan
nilai 2.93,” ungkap
Direktur Eksekutif LPI, Boni Hargens, saat jumpa pers di Hotel Semanggi Jakarta,
dilansir dari Liputan6.com,
Jumat .
Boni Hargens
menjelaskan bahwa
secara kumulatif, Polri merupakan institusi di rating ketiga yang paling
dipercaya publik dari sepuluh
besar kementerian/lembaga negara dalam mengantisipasi potensi ancaman nasional
2023.
“LPI mengajukan pertanyaan mengenai faktor penyebab ancaman
tersebut, sekaligus ingin mengukur keyakinan responden terhadap munculnya
potensi kekerasan antar pendukung partai dan kandidat capres/cawapres pada tahun
politik,” jelas Boni saat
memberikan keterangan.
Boni
mengatakan, berdasarkan hasil survei tersebut LPI menyimpulkan bahwa
tahun 2023 merupakan tahun yang berat karena adanya potensi ancaman multi faktor yang tidak mudah, baik dipengaruhi oleh
faktor dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai informasi, LPI melakukan survei pada 5-16 Desember 2022 dengan meminta
pandangan kelas intelektual menengah melalui google form, surat elektronik (surel), aplikasi whatsApp, zoom dan wawancara tatap muka. Jumlah sampel
dalam survei ini sebanyak 900 orang yang terdiri dari para dosen/pakar, peneliti, anggota LSM/NGO,
dan aktivis/seniman.
Kemudian Boni
menjelaskan bahwa standar deviasi survei 0.4 dengan margin of error di
kisaran 2% pada tingkat kepercayaan ± 98%. Sedangkan teknik sampling yang digunakan pada riset ini adalah cluster sampling, yaitu
analisis yang dilakukan pada sampel tersusun dan diseleksi berdasarkan
parameter yang telah ditentukan sebelumnya.
Parameter penentu ini dapat berupa demografi, latar belakang, atau
atribut lainnya yang dapat menjadi fokus penelitian.