Sosok Presisi: Peduli Pendidikan Anak, Bripka Heri Relakan Gaji Demi Bangun TK Gratis

sosok presisi peduli pendidikan anak bripka heri relakan gaji demi bangun tk gratis 60314

Bid TIK Polda Kepri – Jakarta. Seorang polisi bernama
Bripka Heri Prasetyo (35 tahun) membangun Taman Kanak-kanak (TK) untuk warga di
Dusun Krambil, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, D.I Yogyakarta. TK Bumi Damai
Indonesia itu dibuka secara gratis.

Bripka Heri pun diusulkan menjadi salah satu kandidat
penerima Hoegeng Awards 2023 oleh Sugiyati, salah satu tenaga pengajar di TK
Bumi Damai Indonesia. Menurut Sugiyati, Bripka Heri adalah orang yang peduli
dengan sesama.

Anggota Subbidprovos Bidpropam Polda DIY itu disebut selalu
membantu sesama tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

“Kalau saya sama Pak Heri kenal sudah lama, karena
beliau orang Panggang tapi berbeda desa, jauh. Saya mengenal beliau itu waktu
sekolah SMA, beliaunya pemuda yang supel, pemuda yang hebat, santun dengan
siapa saja, dengan orang tua,” ujar Sugiyati, Jumat (17/2/23).

Pembangunan TK sendiri bermula dari keluhan masyarakat di
sekitar wilayah Krambil yang mengeluhkan tidak adanya sekolah anak yang dekat
di sekitar mereka. “Kehidupan di sana itu menengah ke bawah, jadi kalau
mau ke sekolah ke dusun yang lain itu sangat jauh sekitar 4-5 kilo jalan
kaki,” kata dia.

Bripka Heri yang menerima keluhan masyarakat kemudian
mempertimbangkan usulan tersebut. Akhirnya, pada Juli 2020, TK tersebut mulai
beroperasi dan menerima 28 peserta didik.

Sugiyati menyebutkan bahwa bangunan untuk TK tersebut disewa
oleh Bripka Heri kepada warga setempat. Sementara semua biaya operasional
ditanggung oleh Bripka Heri.

TK Bumi Damai Indonesia ini memiliki 3 orang tenaga
pengajar. Salah satunya Sugiyati sendiri. Bahkan, TK ini juga telah memiliki izin
dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul pada 2022.

Selain mendirikan TK, Bripka Heri disebut sebagai sosok yang
suka membantu sesama. Sugiyati mengatakan Bripka Heri sering kali membantu
orang-orang yang tidak mampu di Gunungkidul, misalnya melalui bakti sosial.

Dalam memberikan bantuan, Heri juga tidak membeda-bedakan.
Heri pernah membantu pembangunan wihara.

“Beliau juga membangun vihara yang ada di Kecamatan
Panggang juga, ada beberapa vihara, ada empat vihara di sana alhamdulillah Pak
Heri ke sana membantu untuk pembangunan di vihara, mengecat, itu masih di
daerah Gunungkidul,” imbuh Sugiyati.

Daerah Gunungkidul, kata Sugiyati, memang membutuhkan
bantuan. Utamanya, tambah dia, terkait pendidikan untuk anak-anak.

“Wilayah Gunungkidul perlu uluran tangan oleh seseorang
(yang) sangat luar biasa, terutama pendidikan memang betul-betul diharapkan
masyarakat,” tuturnya.

Bripka Heri sendiri menceritakan awal mula dirinya terinspirasi
membuat TK. Ia melihat banyak anak-anak kecil tidak sempat mengenyam pendidikan
di TK, namun langsung ke SD.

“Akhirnya kan di SD nggak bisa baca, belum bisa
menulis, ketinggalan,” ujar Bripka Heri. Ia kemudian tergerak untuk
mendirikan TK secara gratis kepada warga. Bripka Heri kemudian berbicara dengan
guru TK yang kebetulan telah lama dikenalnya, yaitu Bu Sugiyati.

“Kebetulan di daerah situ ada guru-guru juga yang sudah
punya pengalaman ngajar anak TK, terus saya tanya ‘mau nggak nih bu? Saya Insyaallah
mungkin bisa membuatkan TK, cuma nanti saya dibantu untuk tenaga pendidiknya,
kita sama-sama berjuanglah untuk anak-anak’, akhirnya salah satunya Ibu
Sugiyati itu,” tutur Bripka Heri

Bripka Heri kemudian mencari bangunan yang bisa disewa untuk
disulap menjadi TK, sebab, saat itu dia tidak punya biaya untuk mendirikan
bangunan dan mencari lahan. Dia pun berbicara dengan warga setempat hingga
akhirnya ada rumah warga yang bisa disewa.

 

“Saya kan memang belum bisa untuk mendirikan bangunan.
Waktu itu saya tanya ‘Bu kira-kira ada rumah kosong ndak bisa dikontrakkan,
kalau bisa saya kontrak dulu’. Warga di sana karena tahu saya mau mendirikan TK
di situ, antusias, ‘Ada Pak, rumah saya aja, monggo, silakan bayar
sebisanya’,” terang Bripka Heri mencontohkan percakapan dengan warga.

Rumah itu kemudian disewa Bripka Heri dengan biaya Rp 1 juta
per tahun. Kemudian, dia membayarkan uang sewa untuk 5 tahun. Untuk memenuhi
kebutuhan TK, Bripka Heri kemudian menyediakan tempat bermain anak hingga
buku-buku.

Ke depannya, Bripka Heri berkeinginan untuk membuat bangunan
permanen untuk TK Bumi Damai Indonesia ini. Untuk saat ini, dia telah
memperoleh lahan wakaf dari warga yang kemudian akan dibangun sekolah jika dana
sudah terkumpulkan. Lokasi tanah itu berada di sebelah bangunan TK saat ini.

“Nah akhirnya saya dikasih wakaf tanah sama ibu yang
punya kontrakan, dia takut TK-nya pindah. Akhirnya diwakafkan di saya untuk
pembangunan TK ke depan, tapi belum saya bangun, saat ini saya masih
ngontrak,” jelasnya.

Untuk operasional TK ini, Bripka Heri memperuntukkan seluruh
tunjangan kinerja (tukin) sebagai anggota Polri untuk biaya operasional sekolah
dan gaji guru. Hal ini pun didukung oleh istri Bripka Heri.

Sekitar Rp2 juta dibutuhkan untuk operasional TK dan menggaji
guru. Selain itu, Bripka Heri juga memberikan seragam secara gratis kepada
anak-anak pada saat pendaftaran.

“(Operasional) sekitar Rp 2 juta, gaji guru itu sekitar
Rp1,7 juta, terus Rp300 ribu nanti untuk operasional untuk listrik. Itu rutin
tiap bulan. Itu ada tambahan lagi kalau membeli, kalau misalkan angkatan baru
saya belikan seragam, anak-anak saya kan seragamnya kayak TK Bhayangkari itu,
jadi seragamnya polisi semua. Terus nanti membelikan ATK, tapi itu kan nggak
setiap bulan,” kata dia.

Bripka Heri menyebut ide pendirian TK ini sudah ada sejak
2019. Namun, baru terlaksana tahun 2020. Hingga kini, TK Bumi Damai Indonesia
telah memiliki 3 angkatan. Pada angkatan pertama, jumlah murid sekitar 28
orang, tahun kedua 25 orang dan sebanyak 22 orang pada tahun ketiga.

“Kami sudah meluluskan 2 angkatan, dari 2020.
Sebenarnya sebelum itu kita sudah (ada rencana), kan itu pas COVID, sebelum itu
kan kami sudah mulai latihan-latihan gitu 2019, banyak yang antusias untuk
menjadi siswa akhirnya itu 2020,” jelas Bripka Heri.

TK Bumi Damai Indonesia ini berjarak sekitar 1,5 jam dari
Kota Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi. Sementara, jarak sekolah dari
jalan raya di Gunungkidul sekitar 300 meter.

“Dari jalan raya ke TK paling 200-300 meter, kan dari
jalan raya masuk ke TK, untuk masuk roda 4 bisa, cuma ke TK-nya itu harus jalan
kaki sedikit,” tutur dia.

Bripka Heri sendiri tiap bulan melakukan kunjungan ke TK
Bumi Damai Indonesia. Kunjungan itu ada disesuaikan dengan jadwal berdinas di
Polda DIY.

“Saya datang, saya ngajar. Nggak tentu, saya nanti
ngeliat kegiatan kantor saya, kalau hari Selasa itu pas lagi nggak ada kegiatan
full saya izin, saya izin ke pimpinan saya untuk menengok TK. Tapi pas ada
kegiatan ya saya cari hari lain,” tuturnya.

Bripka Heri sendiri berasal dari Panggang, Gunungkidul dan
saat ini berdomisili di Sleman, DIY. Selain mendirikan TK, Bripka Heri juga
memberikan bantuan sosial kepada warga di Gunungkidul. Bantuan yang diberikan
berupa sembako hingga membantu pembangunan vihara.

“Saya kan kegiatan saya sering di pelosok-pelosok,
misalnya dekat pantai itu saya pernah merenovasi vihara, terus warganya itu
saya door to door yang ndak mampu saya kasih, ya seadanya sih sembako gitu,
terus nanti beda kecamatan lagi, misalnya di perbatasan Klaten itu,”
jelasnya.

Heri mulai berdinas pada 2007 di Sabhara Polda DIY. Pada
2008 hingga sekarang, Bripka Heri bertugas sebagai anggota Provos, Bidpropam
Polda DIY.

“Saya mulai pendidikan 2006, penempatan 1 Januari 2007,
satu tahun di Sabhara, kemudian tahun 2008 saya masuk di Provos, sampai
sekarang masih di Provos,” jelasnya.

Hoegeng Awards adalah penghargaan yang diberikan Polri
setiap tahunnya untuk para anggota Polri yang memiliki integritas tinggi. Nama
Hoegeng sendiri diambil dari sosok Kapolri Hoegeng Iman Soetanto yang merupakan
sosok pemimpin Polri dengan integritas sangat tinggi.