Lebih lanjut, Presiden menjelaskan mengenai kekurangan bahan bangunan ia akan menelepon langsung ke Menteri BUMN untuk urusan baja ringan dan untuk urusan semen agar disuplai lebih banyak dari pabrik langsung.
Soal target penyelesaian, Presiden sampaikan telah perintahkan untuk diselesaikan lebih cepat dari sebelumnya. “Yang paling penting tabungan uang itu sudah dipegang masyarakat, kita sudah transfer 3,5 triliun, baru minggu kemarin tambah lagi 1,6 triliun, berarti 5,1 triliun sudah ada di sini. Yang paling penting sudah ada di NTB,” ujarnya.
Secara prosedur, Presiden mengaku telah melihat dan sangat cepat. “Tadi sudah saya lihat sudah cepat, ada empat kali meja. Di sini tanda tangan, pindah sini tanda tangan, pindah sini, pindah sini sudah langsung,” tutur Presiden ke-7 Republik Indonesia.
Yang paling penting, menurut Presiden, dirinya ingin melihat pembangunan rumah ini secepat-cepatnya bisa diselesaikan, karena itu pokoknya ada di sini. “Dan kemudian saya lihat juga antusias masyarakat untuk menggunakan rumah tahan gempa baik itu Risha, Riko, Rita, ada tujuh, mereka memilih dan semangat. Karena kejadian tanggal 17 Maret minggu kemarin menunjukkan bahwa rumah-rumah yang Risha, Rita, dan yang lainnya itu alhamdulillah tidak ada masalah,” ujarnya.
Mengenai pembangunan yang baru beberapa persen, Presiden menyampaikan kendala di lapangan itu banyak sekali. “Manajemen material, manajemen bahan, semen tadi, saya mendapatkan keluhan sehingga kita akan drop langsung dari pabrik, dari BUMN, baik baja ringan maupun semennya,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Presiden menjelaskan bahwa seluruh elemen masyarakat plus TNI dikerahkan terutama yang berasal dari sini untuk membantu. “Contoh kompleks di sini bisa dilihat, saya kira ini bukan pekerjaan yang ringan, jadi kadang-kadang prosesnya cepat tapi lapangannya ada masalah. Ini yang mau kita klik kan agar semuanya tidak ada masalah,” tutur Presiden.
MotoGP Lombok