Bid TIK Polda Kepri – Jawa Tengah. Polri melalui Polres
Grobogan menyalurkan bantuan kepada warga atas kekeringan yang terjadi di
Kabupaten Grobogan. Kekeringan terjadi akibat kemarau panjang yang terjadi.
Beberapa hari belakangan, sempat viral adanya warga yang
mengambil air dari lubang yang dibuat di dasar sungai. Hal itu, terjadi di
Dusun Karanganyar, Geyer, Grobogan.
Kapolres Grobogan AKBP Dedy Anung Kurniawan saat penyaluran
bantuan air bersih mengerahkan 1 mobil water cannon yang biasa dipakai
menghalau massa saat aksi demonstrasi, 4 mobil tangki, 4 mobil patroli yang
telah dimodifikasi, dan 50 anggota Bhabinkamtibmas dengan motor bronjong berisi
air bersih. Menurutnya, dalam mengatasi kekeringan yang terjadi di wilayah
Grobogan, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan BPBD dan PDAM
Grobogan.
‘’Hari ini 1 mobil water cannon, 4 mobil tangki milik BPBD
dan PDAM, 4 mobil patroli serta 50 motor bronjong Bhabinkamtibmas kami kerahkan
untuk membantu mengatasi kekeringan yang terjadi di Kabupaten Grobogan,’’ jelas
Kapolres Grobogan dalam keterangan tertulis, Senin (31/7/23).
Kapolres menambahkan, air bersih tersebut akan disalurkan di
beberapa titik, di antaranya mobil water canon dan 2 mobil tangki menyalurkan
bantuan air bersih di wilayah Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan. Kemudian, 2
mobil tangki di Desa Asemrudung, Geyer, Grobogan.
‘’Untuk mobil patroli yang telah di modifikasi dan motor bronjong
polisi berisi air bersih, mengikuti penyaluran air bersih di masing-masing
wilayah Polseknya,’’ ungkap Kapolres.
Sementara itu, Kepala Desa Karangrejo Kecamatan Grobogan Dwi
Sri Astutik mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Polres Grobogan beserta
jajarannya. Menurutnya, penyaluran air bersih yang dilakukan langsung oleh
Kapolres Grobogan di Desanya itu sangat membantu masyarakat yang selama ini
mendapatkan air bersih dengan cara mengambil air dari sumur yang berada di
sawah.
‘’Warga kami telah mengalami kekeringan selama dua bulan
ini. Selama ini, warga mengambil air dari sumur yang berada di sawah. Karena
kalau membeli harganya sekitar Rp120 ribu. Tentunya itu sangat berat bagi warga
kami yang sebagian besar bekerja sebagai petani,’’ ujar Dwi Sri Astutik.
Ia berharap, bantuan air bersih untuk warga ini dapat terus
dilakukan. Bahkan, ia berharap diberikan bantuan air minimal seminggu sekali.