Sebagai institusi pemerintah yang melayani masyarakat, maka salah satu faktor yang menunjukkan kinerja yang semakin baik adalah tingkat kepercayaan dan tingkat kepuasaan masyarakat yang cukup tinggi di berbagai lembaga survey terpercaya. Artinya, tingkat kepuasaan yang tinggi menunjukkan bahwa apa yang dilakukan Polri selama ini, bisa dirasakan dan bisa diterima masyarakat dengan baik.
Hasil memuaskan terhadap kinerja Polri, kembali terungkap dalam hasil survey lembaga Indikator Politik, yang dipublikasikan kemaren di Jakarta (22/7).
Lembaga survey yang dipimpin pakar politik, Burhanuddin Muhtadi itu melakukan survey pada tanggal 13-16 Juli lalu untuk melihat bagaimana pendapat masyarakat terhadap berbagai kinerja institusi pemerintah atau mereka yang memberikan pelayanan terhadap masyarakat secara langsung.
Tentu survey yang dilakukan lembaga yang bukan abal-abal ini, patut untuk dijadikan referensi dan evaluasi. Apalagi survey dilakukan di tengah pandemi Covid 19, di mana masyarakat membutuhkan kehadiran berbagai institusi pemerintah untuk membantu mereka dari tekanan sulitnya hidup pasca penyebaran Covid 19 ini.
Pada survey yang dilakukan Indikator Politik tersebut, masyarakat menyatakan puas terhadap kinerja Polri sebanyak 75,3%. Artinya sebanyak lebih dari 3/4 responden, menyatakan bahwa apa yang dilakukan Polri selama pandemi Covid 19 ini memang dirasakan langsung oleh masyarakat, dan masyarakat puas dengan apa yang dilakukan institusi polisi di tanah air ini.
Memang masih ada kurang dari 1/4 responden yang belum puas, atau masih merasa bahwa Polri harusnya melakukan hal yang lebih baik lagi selama masa pandemi Covid 19.
Meraih tingkat kepuasaan masyarakat hingga mencapai 75,3% di saat meningkatnya sentimen negatif terhadap Polri pasca terungkapnya dugaan keterlibatan perwira tinggi Polri dalam kasus keluarnya masuknya buronan korupsi Bank Bali, Djoko Tjandra, pasti bukan hal yang mudah.
Harus diakui, ada sebagian masyarakat yang merasa tidak puas atas apa yang dilakukan Polri terhadap kasus Djoko Tjandra. Ibarat nila setitik rusak susu sebelangga, kasus itu memang sedikit menurunkan tingkat kepuasaan masyarakat terhadap kinerja Polri, dibanding survey yang sama, yang dilakukan pada bukan Februari lalu.
Tetapi sebagian besar masyarakat lainnya merasa, apa yang dilakukan Polri di banyak permasalahan lainnya, tentu perlu diapresiasi. Apalagi selama pandemi Covid 19 ini, kehadiran Polri yang ikut membantu dari mulai pengamanan PSBB, mengurus jenazah pasien Covid 19 hingga pembagian sembako, tentu bisa dirasakan langsung oleh mereka.
Tidak heran, jika diurutkan lembaga atau institusi pemerintah dalam hal tingkat kepuasaan masyarakat, Polri menempati urutan ketiga, di bawah TNI dan Presiden. Sebuah prestasi yang tentu masih terbilang bagus, mengingat polisi harus melayani masyarakat di semua aspek kehidupan mereka selama 24 jam terus menerus di seluruh wilayah Indonesia.
Sekarang, tinggal bagaimana Polri terus mempertahankan dan meningkatkan kinerja baik ini, sehingga bisa lebih dapat memuaskan masyarakat yang membutuhkan kehadiran mereka.