Microservices: Definisi, Kelebihan, dan Contoh Penerapan

1 Pexels Pembuatan sebuah kode untuk infrastruktur microservices 11zon 1024x680 1

Bid TIK Polda Kepri

Dalam beberapa waktu terakhir, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi pendekatan microservices untuk meningkatkan layanan kepada konsumen. 

Berbeda dengan arsitektur monolith yang sering kali memiliki keterbatasan, pendekatan ini memungkinkan pengembangan perangkat lunak menjadi lebih fleksibel dan agile

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan microservices? Bagaimana konsep ini berbeda dari monolitik? Mari simak penjelasan terkait pendekatan ini!

Apa itu Microservices?

Microservices adalah arsitektur pengembangan perangkat lunak yang membagi aplikasi besar menjadi unit-unit layanan kecil yang bekerja secara mandiri. 

Misalnya, aplikasi Grab memiliki layanan terpisah seperti GrabCar, GrabPay, dan GrabFood

Setiap unit memiliki peran dan fungsinya sendiri, namun tetap terhubung satu sama lain melalui application programming interface untuk menuju tujuan yang sama. 

Secara sederhana, konsep ini memungkinkan pengelolaan berbagai layanan dalam satu aplikasi utama. 

Pengelolaan spesifik ini memberikan fleksibilitas bagi developer untuk mengembangkan, memperbarui, dan mengimplementasikan setiap layanan secara mandiri. 

Dengan arsitektur ini, kebutuhan seperti bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan dapat disesuaikan untuk setiap layanan.

Perbedaan Monolith dan Microservices

Seperti dijelaskan sebelumnya, arsitektur microservices berbeda dari monolith

Dalam arsitektur monolitik, semua proses tergabung dalam satu layanan besar sehingga perubahan pada satu proses dapat memengaruhi proses lainnya.

Hal ini menambah kompleksitas bagi developer ketika ingin mengubah fitur atau melakukan eksperimen.

Dengan microservices, setiap layanan dapat dikelola secara mandiri sehingga perubahan dapat dilakukan secara fleksibel. 

Perbedaan mendetail antara arsitektur monolitik dan microservices dapat dilihat dalam tabel berikut.

Karakteristik Microservices

1. Terdiri dari Banyak Komponen Independen

Microservices membagi perangkat lunak menjadi beberapa layanan kecil yang bisa dikembangkan, dikerahkan, dan diperbarui secara mandiri. 

Hal ini memungkinkan perubahan pada satu layanan tanpa mengganggu keseluruhan aplikasi.

2. Terspesialisasi untuk Memenuhi Kebutuhan Bisnis

Arsitektur microservices dirancang untuk membantu perusahaan mencapai kebutuhan bisnis dengan menyediakan layanan-layanan yang optimal. 

Tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan pengembangan produk, arsitektur ini juga memungkinkan pembagian tim dengan fokus berbeda. 

Dengan tim khusus untuk setiap layanan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas.

3. Mampu Beradaptasi untuk Bisnis Modern

Bisnis digital bersifat dinamis dan cepat berubah. Dalam lingkungan seperti ini, kemampuan adaptasi menjadi krusial. 

Tidak seperti model monolitik yang lebih tradisional, microservices memungkinkan tim untuk fokus pada layanan tertentu dan mengimplementasikan inovasi yang relevan dengan kebutuhan konsumen.

4. Mengurangi Risiko Kegagalan Aplikasi

Jika salah satu layanan mengalami kegagalan, dampaknya tidak langsung merambat ke seluruh aplikasi. 

Dengan adanya isolasi kegagalan, layanan lain tetap beroperasi sehingga stabilitas aplikasi secara keseluruhan terjaga.

5. Proses Routing Sederhana

Komunikasi antara layanan dalam arsitektur microservices bersifat langsung dan tidak rumit. 

Setiap layanan memiliki application programming interface sebagai pintu gerbang untuk interaksi. 

Saat satu layanan memerlukan data atau fungsi dari layanan lain, developer bisa langsung melakukan panggilan API.

6. Dapat Berjalan Mandiri dan Bersifat Desentralisasi

Dalam microservices, pengambilan keputusan dan manajemen data berlangsung secara desentralisasi.

Setiap layanan memiliki kebebasan menggunakan database atau sistem manajemen data sesuai dengan kebutuhan spesifiknya. 

Kondisi tersebut memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan informasi.

7. Berkembang dan Bersifat Evolusioner

Microservices memungkinkan setiap komponen untuk berkembang sesuai kebutuhan pengguna.

Sebagai contoh, YouTube awalnya hanya menyediakan layanan video, namun kini mengembangkan fitur seperti YouTube Shorts untuk memperluas peluang monetisasi. 

Dengan arsitektur microservices, pengembangan fitur baru seperti ini lebih mudah dan lebih hemat biaya dibandingkan arsitektur monolitik.

Kelebihan dan Kekurangan Microservices

Arsitektur ini memiliki sisi positif yang membuatnya populer dalam pengembangan aplikasi modern. 

Meskipun demikian, terdapat pula kekurangan yang perlu dipertimbangkan agar pengimplementasiannya menjadi efektif dan efisien.

Contoh Microservices

Spotify

Netflix

X

Airbnb

Kapan Beralih ke Microservices?

Jika bisnis Anda membutuhkan fleksibilitas tinggi dan memiliki tim pengembangan khusus, pertimbangkan untuk beralih ke arsitektur microservices. 

Arsitektur ini sangat ideal bagi bisnis yang menghadapi tuntutan inovasi cepat dan penyesuaian berkelanjutan.

Namun, tidak semua bisnis perlu menggunakan pendekatan ini. 

Untuk bisnis kecil atau startup yang baru berkembang, arsitektur monolitik tetap menjadi pilihan efektif karena strukturnya yang lebih sederhana. 

Ketika aplikasi berkembang secara skala dan kompleksitas, transisi ke microservices bisa dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan bisnis yang semakin dinamis.

Jika Anda mempertimbangkan untuk membuat aplikasi untuk mendukung bisnis Anda, percayakan jasa pengembangan aplikasi web oleh Bid TIK Polda Kepri. Terdapat juga jasa aplikasi dalam bentuk mobile

Lebih dari 100 perusahaan dan instansi telah mempercayakan kami untuk pemenuhan kebutuhan mereka.

Kontak kami sekarang!