Mensos Paparkan Sejumlah Program Pemberdayaan Sosial untuk Perempuan dan Penyandang Disabiltas

mensos paparkan sejumlah program pemberdayaan sosial untuk perempuan dan penyandang disabiltas 58710

Bid TIK Polda Kepri

– Jakarta. Menteri Sosial Tri
Rismaharini memaparkan sejumlah program pemberdayaan sosial (dayasos) untuk
perempuan dan para penyandang disabilitas dalam Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN
ke-11 tentang Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan (11th AMMSWD).

Mensos Risma menegaskan komitmennya dalam percepatan
pengarusutamaan kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI) dalam
program-program pembangunan.   

Dalam pertemuan yang digelar secara virtual, Mensos Risma
menyampaikan langkah-langkah nyata pemerintah Indonesia dalam mengadopsi
semangat GEDSI, yang mana pembangunan dilaksanakan berlandaskan prinsip agar
tak meninggalkan siapa pun di belakang. 

Menurut Mensos Risma, dalam pelaksanaan pembangunan,
intervensi dilakukan dengan mengakomodasi konteks dan kondisi yang berbeda bagi
setiap KPM.

“Dengan demikian, intervensi yang dilakukan lebih efektif
dan mendorong perubahan transformatif bagi perempuan miskin, penyandang
disabilitas, dan kelompok yang kurang beruntung dan terpinggirkan,” ujar Mensos
Risma, Jumat .

Lebih lanjut, Mensos Risma memaparkan salah satu program
pemberdayaan meningkatkan kemandirian ekonomi kelompok miskin, yakni Program
Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).

Ia menyatakan, 70 persen penerima program PENA adalah
perempuan termasuk perempuan penyandang disabilitas.

“Program ini bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan
akses perempuan terhadap sumber daya ekonomi, namun juga meningkatkan akses
mereka terhadap layanan keuangan, dan aset produktif lainnya,” jelas Mensos
Risma.

Selain itu, Indonesia juga berkomitmen melindungi kelompok
rentan termasuk anak-anak, orang tua, dan penyandang disabilitas pada situasi
berisiko dan darurat melalui penerapan perlindungan sosial adaptif.

Pemerintah mengakomodasi prinsip dasar GEDSI dalam manajemen
risiko bencana (DRM) yang terdiri dari pencegahan, kesiapsiagaan, respons dan
pemulihan untuk mencapai respons dan pemulihan yang lebih inklusif dan untuk
membangun kembali dengan lebih baik.

Pemerintah melalui Kementerian Sosial memastikan berada
dalam semangat yang sama dalam mempercepat upaya regional melindungi kelompok
rentan di ASEAN, khususnya bagi para penyandang disabilitas. “Dengan senang
hati kami menyambut anda pada pertemuan fisik di Indonesia yang akan datang,”
tutup Mensos Risma.