“Saatnya membangun kesadaran bersama bahwa Pemilu 2024
menjadi momentum untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam
berpartisipasi,” jelasnya dikutip dari Antara, Rabu (13/9/23).
Menurutnya, masyarakat yang sadar akan hak dan kewajibannya
dalam demokrasi merupakan hal penting. Selain itu, peran para elite politik,
terutama partai politik, menjadi teladan dalam membangun pemilu yang damai.
Menkopolhukam pun meminta masyarakat untuk berhati-hati
terhadap politik identitas yang dimanfaatkan untuk mencapai kekuasaan.
Menurutnya, yang bermain politik identitas, cenderung hanya akan memperjuangkan
kepentingan pribadi dan kelompok alih-alih kepentingan bangsa.
Lebih lanjut ia memaparkan, politik identitas berbeda dengan
identitas politik. Identitas politik adalah label politik yang mengikat pada
diri seorang aktor politik.
“Akan tetapi, kalau politik identitas itu, satu
identitas yang digunakan berdasar ikatan primordial untuk memojokkan dan
mendiskriminasi orang lain,” ujar Menkopolhukam.
Ia pun berharap masyarakat mampu menilai calon terbaik yang
mau mendengar aspirasi rakyat, bukan hanya aspirasi kelompoknya saja. Baginya,
calon yang terbaik ketika berada di mana pun memang tidak sempurna dari
kesalahan, namun tetap mau menerima aspirasi masyarakat.
Oleh karenanya, ia mendorong berbagai pihak, termasuk tokoh
agama, tokoh masyarakat, akademikus, dan para mahasiswa, untuk mengambil peran
penting dalam penyelenggaraan pemilu mendatang. Dengan demikian, pemilu yang
bermartabat dengan menghargai keberagaman dapat benar-benar terwujud di
Indonesia.