Menag Minta Generasi Muda Waspadai Gerakan dan Jaringan Radikalisme

menag minta generasi muda waspadai gerakan dan jaringan radikalisme 61114

Bid TIK Polda Kepri – Tunisia. Menteri Agama Yaqut
Cholil Qoumas meminta generasi muda, khususnya mahasiswa, agar mewaspadai
gerakan dan jaringan radikalisme dalam upaya menanamkan radikalisme agama,
paham kebencian terhadap simbol agama lain.

“Tidak bisa dibantah bahwa kalangan muda merupakan sasaran
bagi gerakan dan jaringan radikalisme agama untuk menanamkan paham radikal
agama, paham kebencian terhadap simbol agama lain, dan kebencian simbol
negara,” ujar Menteri Yaqut saat memberikan sambutan dalam pembukaan simposium
Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah dan Afrika
secara daring, Senin .

Menteri Yaqut mengaku prihatin setelah membaca hasil
penelitian Maarif Institute dan beberapa lembaga riset yang menyatakan bahwa
jaringan radikalisme pemikiran keagamaan sudah menyusup di kalangan generasi
muda, khususnya siswa dan mahasiswa.

Menurut dia, fenomena itu sangat mengkhawatirkan bukan hanya
dalam konteks masa depan Islam sebagai rahmat untuk semua alam, namun juga
peradaban nusantara dan dunia.

“Kita tahu bahwa usia sekolah dan kuliah merupakan masa yang
paling rawan di tengah belum matangnya kondisi psikologi mereka, ditambah belum
memadainya pemahaman keagamaan,” jelas Menteri Yaqut.

 

Menteri Yaqut menjelaskan akibat pemahaman agama yang salah
tersebut, sering kali kelompok jaringan radikalisme tersebut mengusung ideologi
kebencian terhadap agama dan pemerintah.

Jaringan tersebut, kata Menteri Yaqut, menganggap sistem
pemerintahan yang dijalankan pemerintah sebagai taghut karena secara
formal tidak mengikuti Al Quran.

“Mahasiswa mulai disusupi keyakinan bahwa menyanyikan lagu
kebangsaan, hormat bendera adalah haram. Fenomena itu bertentangan dengan
prinsip Islam, rahmatan lil alamin dan moderasi beragama,” jelas
Menteri Yaqut.

Ia pun meminta para mahasiswa Indonesia menjadi duta
moderasi beragama yaitu tidak hanya menanamkan kecintaan terhadap agama, namun
juga kepada bangsa dan negara. Sebab, menurut dia, relasi antara agama dan
negara adalah dua hal yang saling berkaitan sehingga tidak mungkin dibenturkan.

“Indonesia bukan negara sekuler ataupun negara agama. Agama
memberikan moral spiritual dan mengajarkan etika berbangsa serta bernegara
sehingga agama-negara bukan untuk dipisahkan, namun saling berkaitan,” ujar
Menteri Yaqut.

Menteri Yaqut mengingatkan bahwa generasi muda tidak hanya
harus taat pada agama, namun juga mencintai serta setia terhadap negara
sehingga tercipta generasi yang religius dan nasionalis.