KNPI Apresiasi Kinerja Polri yang Semakin Profesional dan Transparan

knpi apresiasi kinerja polri yang semakin profesional dan transparan 58341

Bid TIK Polda Kepri – Jakarta. Komite Nasional Pemuda
Indonesia (KNPI) mengapresiasi kinerja Polri yang semakin profesional dan
transparan di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

Menurut Ketua Umum KNPI Haris Pertama, kinerja Polri yang
semakin profesional dan transparan itu tampak dari keberanian institusi
tersebut dalam menindak kasus pidana yang melibatkan personel-nya, baik di
level bawah maupun di level perwira tinggi (pati).

“Hal tersebut sesuai dengan semangat Presisi yang
diusung Kapolri. Menurut saya, adanya kasus-kasus tersebut bahkan hingga di
sidang secara terbuka menunjukkan wajah Polri yang tidak pandang bulu dalam
menegakkan hukum,” ujar Haris, Rabu (17/5/2023).

Ke depannya, Haris berharap jajaran kepolisian dapat
mengambil pelajaran dari setiap kasus yang menjerat personel Polri itu sehingga
mereka dapat lebih baik dalam menjalankan tugasnya.

“Kalau tidak (bekerja dengan baik), siap-siap viral dan
menjadi sasaran Kapolri berikutnya,” ujar dia.

 

Haris pun memandang profesionalitas dan transparansi Polri
tersebut ke depannya perlu diperluas, seperti dengan memastikan setiap laporan
dari masyarakat ditanggapi dan diusut dengan lebih cepat melalui pemanfaatan
teknologi digital.

“Zaman kan sudah canggih, sekarang sudah serba
internet. Nah, seharusnya dalam menerima dan memproses laporan masyarakat juga
berkembang. Mungkin, bisa dikembangkan sebuah aplikasi agar masyarakat dapat
mengadu secara daring, termasuk mengecek pelaporan-nya sudah sejauh mana,”
imbau Haris.

Dengan begitu, menurutnya, masyarakat tidak perlu lagi harus
bersusah payah mendatangi kantor polisi untuk membuat laporan. Haris lalu
mengaku optimistis langkah tersebut dapat semakin meningkatkan profesionalitas.

“Ketika perkembangan pelaporan itu terbuka, kasus apa
pun itu, narkoba, pelecehan seksual, pungli, dan sebagainya, dan diawasi
publik, maka kepolisian tidak akan berani main-main dengan kasus. Jadi, tidak
ada ‘tebang pilih’ lagi,” tutur Haris.