Ketua Esti mengungkapkan, kebiasaan merokok, kurangnya aktivitas fisik hingga jarang mengkonsumsi buah dan sayur menjadi faktor risiko diabetes. Mengkonsumsi gula, garam dan lemak berlebihan juga ikut berpotensi menyebabkan gula darah tinggi.
Karenanya, pemerintah melakukan sejumlah strategi guna mengurangi prevalensi diabetes di Indonesia. Mulai dari percepatan deteksi dini (skrining) diabetes yang dilakukan langsung di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) terdekat.
Upaya tersebut juga diperkuat melalui edukasi kepada masyarakat. Serta pemantauan kontrol gula darah yang dilakukan para kader kesehatan di masyarakat.
“Hal ini juga termasuk ke dalam salah satu bagian di standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Baik identifikasi, skrining, dan tata laksana bagi penderita diabetes,” ujar Ketua Esti.