Tribratranews.polri.go.id – Gresik. Bukan hanya sekedar ucapan, turut keprihatinan dan
kepedulian Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom terhadap peristiwa yang
menimpa bocah SD kelas 2 hingga salah satu matanya mengalami penurunan
penglihatan.
Kapolres Gresik AKBP Adhitya Panji Anom langsung mendatangi
rumah siswi kelas 2 SDN 236 Gresik yang berinisial SAH (8).
Kedatangan Kapolres Gresik itu tidak sendiri, melainkan
bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dan jajaran Kepala OPD.
Ada unsur Dinas Pendidikan, RSUD Ibnu Sina, Dinas Keluarga
Berencana Pelayanan Perempuan dan Perlindungan Anak (KB,PP,PA), serta DPRD
Gresik turut serta menjenguk korban SAH (8).
Kapolres Gresik dan Bupati membawakan mainan dan bingkisan
sebagai bentuk motivasi untuk SAH.
AKBP Adhitya Panji Anom mengatakan kedatangannya untuk
memberikan support dan memastikan proses penyidikan kasus tersebut terus
berlanjut.
“Korban sudah dilakukan pemeriksaan psikologi di RS
Bhayangkara, harapannya sekaligus menjadi trauma healing,” kata AKBP
Adhitya Panji Anom, Rabu (20/9/23).
Kapolres Gresik itu juga menegaskan pihaknya sudah memanggil
12 saksi dan meminta bantuan analisa DVR CCTV di Labfor Polda Jatim.
“Secepatnya nanti jika hasilnya keluar akan kami
informasikan,” ujar
AKBP Adhitya Panji Anom kepada awak media.
Ia juga mengatakan dalam penanganan kasus ini, Polres Gresik
juga mendapat asistensi dan bantuan teknis proses penyelidikan dari Polda
Jatim.
Sementara itu, Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menambahkan,
pihaknya semaksimal mungkin mendampingi korban, agar traumanya tidak
berkepanjangan.
“Insya Allah kami semaksimal mungkin mendampingi korban,
agar traumanya tidak berkepanjangan, sehingga mentalnya bisa pulih, dan
melanjutkan sekolah kembali,” ungkap Bupati Gresik yang akrab disapa Gus Yani.
Diketahui usai kejadian 7 Agustus 2023 lalu itu, korban
menjadi trauma dan takut untuk pergi bersekolah.
“Dinas Pendidikan dalam waktu dekat juga survei mencarikan
sekolah baru untuk korban, pindah sekolah di sekitar Randupadangan,” ujar
Gus Yani.
Gus Yani juga menegaskan akan membantu pemeriksaan dan
pengobatan SAH, salah satunya terkait pemeriksaan MRI di Surabaya.
“Kalau mental dan psikologi korban sudah normal, pemeriksaan
MRI akan dilakukan besok atau lusa. Semoga tidak ada yang membahayakan pada
mata korban,” tutup Gus Yani.