Identifikasi fase pertama itu adalah mengambil manifest, daftar penumpang , foto-foto dari kamera “CCTV” untuk mengidentifikasi sekunder baik dari pakaian dan sebagainya.
Polri berfokus pada tugas tim Disaster Victim Identification (DVI).
“Kami sudah siapkan untuk ante mortem, jika ada keluarga yang akan memberikan informasi data primer dan data sekunder,” ungkap Irjen Pol. Fadil di Dermaga JICT II Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu malam, (09/01/21).
Identifikasi Ante Mortem adalah identifikasi dengan data-data fisik korban seperti nama, umur, berat badan, tinggi badan, pakaian dan aksesoris yang dikenakan korban terakhir kali hingga barang bawaan, serta kepemilikan lainnya.
“Sudah ada 20 orang dari pihak keluarga yang kami antar ke Rumah Sakit Polri,” jelas mantan Kapolda Jatim itu.
Kepolisian telah mengumumkan kepada keluarga korban, untuk segera mempersiapkan data Ante Mortem yang dimiliki, untuk diantarkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati.
Kapolda Metro Jaya mengatakan tim di posko itu merupakan kolaborasi para dokter ahli forensik Polri, TNI, hingga akademisi yang akan mengidentifikasi korban. Posko juga mendapatkan dukungan dari rumah sakit pemerintah yang memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi primer dan sekunder. (ng/bq/hy).