Bid TIK Polda Kepri
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw melakukan tatap muka dengan tokoh agama dan forkompinda Papua.
Kapolda mengatakan permasalahan penanganan COVID-19 di Papua belum seutuhnya melibatkan tokoh agama. Harusnya para tokoh agama dilibatkan aktif dalam pencegahan corona.
“Jika perlu dibuatkan SK oleh pemerintah untuk bertugas membantu menyuarakan berbagai hal tentang COVID-19,” katanya, Rabu (8/7).
Selain itu, Kapolda juga menerangkan soal permasalahan rasisme yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan dalam kasus ini, kepolisian tidak masuk dalam ranah politik, melainkan menyelesaikan kasusnya dengan pidana.
“Prosesnya sudah berlanjut, sampai dengan putusan, bahkan ada yang sudah dihukum dan selesai,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua GKI Sinode di tanah Papua, Pendeta Hieskia Rollo menuturkan dalam menyelesaikan masalah di Papua, harusnya anak-anak Papua meninggalkan pakaian kebesaran dan duduk bersama sebagai adik dan kakak.
“Jangan lagi kita bicara masing-masing. Kita harus bicara terbuka, tentang masa depan negeri dan bangsanya. Kita harus meningalkan pangkat dan jabatan, dan bicara layaknya adik dan kakak, agar semua berjalan dengan baik,” katanya.
Sedangkan Ketua MUI Provinsi Papua, KH. Saiful Islam Al Payage meminta masyarakat di Papua tak khawatir dengan COVID-19. Salah satunya dengan cara mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahannya.
“Ikuti aturan dari pemerintah dalam mencegah corona. Termasuk menjaga tanah Papua tetap aman dan damai saat pandemi. Kita harus tetap berjuang di tengah segala kekurangan yang ada,” katanya.
(bb//
Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw melakukan tatap muka dengan tokoh agama dan forkompinda Papua.
Kapolda mengatakan permasalahan penanganan COVID-19 di Papua belum seutuhnya melibatkan tokoh agama. Harusnya para tokoh agama dilibatkan aktif dalam pencegahan corona.
“Jika perlu dibuatkan SK oleh pemerintah untuk bertugas membantu menyuarakan berbagai hal tentang COVID-19,” katanya, Rabu (8/7).
Selain itu, Kapolda juga menerangkan soal permasalahan rasisme yang terjadi di Papua beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan dalam kasus ini, kepolisian tidak masuk dalam ranah politik, melainkan menyelesaikan kasusnya dengan pidana.
“Prosesnya sudah berlanjut, sampai dengan putusan, bahkan ada yang sudah dihukum dan selesai,” katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua GKI Sinode di tanah Papua, Pendeta Hieskia Rollo menuturkan dalam menyelesaikan masalah di Papua, harusnya anak-anak Papua meninggalkan pakaian kebesaran dan duduk bersama sebagai adik dan kakak.
“Jangan lagi kita bicara masing-masing. Kita harus bicara terbuka, tentang masa depan negeri dan bangsanya. Kita harus meningalkan pangkat dan jabatan, dan bicara layaknya adik dan kakak, agar semua berjalan dengan baik,” katanya.
Sedangkan Ketua MUI Provinsi Papua, KH. Saiful Islam Al Payage meminta masyarakat di Papua tak khawatir dengan COVID-19. Salah satunya dengan cara mematuhi protokol kesehatan dalam pencegahannya.
“Ikuti aturan dari pemerintah dalam mencegah corona. Termasuk menjaga tanah Papua tetap aman dan damai saat pandemi. Kita harus tetap berjuang di tengah segala kekurangan yang ada,” katanya.
(bb//
