Kapolri mengatakan, anak-anak adalah aset Bangsa Indonesia karena menjadi generasi penerus, anak-anak yang menjadi korban Covid-19 juga harus mendapatkan perlindungan yang sama atas kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kesejahteraan.
Menurut Kapolri, tanggung jawab bersama antarpihak juga merupakan pesan dari Presiden Indonesia Ir. H. Joko Widodo., Bangkitnya rasa kemanusian, persaudaraan, dan persatuan dari segala penjuru adalah sebuah kekuatan besar yang menambah keyakinan bahwa pandemi Covid-19 bisa diatasi bersama-sama. Di tengah Pandemi Covid-19 sudah ada 25.000 anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu. Bahkan, dari jumlah itu ada juga anak-anak dari personel TNI-Polri yang orang tuanya harus gugur saat berada di garis terdepan menangani Covid-19.
Dalam dukungan psikososial, pemerintah, TNI, Polri dan stakeholders lainnya memberikan pelayanan bantuan psikologis, konseling. Ke depan, akan ada layanan Hotline dan e-psikologi untuk memastikan psikologis anak-anak baik. Tak hanya itu, kegiatan ini juga menyalurkan bantuan sosial (bansos) terhadap anak dan kaum disabilitas.
Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., menekankan kalau dukungan psikososial ini harus dilakukan secara berkelanjutan. Dengan melakukan mapping potensi dan bakat anak-anak, kegiatan konseling tatap muka baik secara langsung maupun tidak langsung dengan pemanfaatan teknologi yakni Hotline Center Polri juga pengembangan aplikasi e-psikologi Polri untuk eksternal khususnya konseling anak.
Pada kegiatan ini, Polri bersama seluruh pihak yang terlibat memberikan dukungan psikososial serentak di 34 Provinsi kepada balita, anak-anak, remaja, dan kelompok disabilitas sebanyak 2.333 orang. Rinciannya, terdiri dari 2.138 anak-anak, 195 kelompok disabilitas, dan 48 orang tua pendamping. Selain itu, telah dibuka pula layanan konseling psikologis bagi orang tua pendamping.
Kapolri berharap, dengan adanya kegiatan ini, anak-anak terdampak Covid-19 tidak kehilangan keceriaan masa kecilnya dan tidak menganggu tumbuh kembangnya. Mengingat, mereka adalah calon pemimpin Indonesia ke depannya. Sigit juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam acara ini.
“Mereka tidak boleh kehilangan keceriaan, mereka harus mendapatkan keinginannya. Kita harus antar mereka agar menjadi apa yang menjadi cita-citanya. Tak menutup kemungkinan dari mereka lahir calon pimpinan yang memimpin Indonesia di masa mendatang,” papar Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.
Kapolri menyebut dengan membangun dan menjaga generasi penerus bangsa ini, maka sejalan dengan mempersiapkan pembangunan SDM sejak dini. Terutama, saat Indonesia mendapatkan bonus demografi usia produktif yang diprediksi terjadi pada 2030.
“Mereka adalah bonus demografi. Bagaimana kita bisa mengelola bonus tersebut sehingga menjadi SDM-SDM yang unggul, profesional,” ujar Kapolri.