Indonesia Identifikasi Proyek Kerja Sama Senilai Rp490,59 Triliun melalui AIPF

indonesia identifikasi proyek kerja sama senilai rp49059 triliun melalui aipf 63314

Bid TIK Polda Kepri – Jakarta. Indonesia mengidentifikasi proyek kerja sama senilai US$32
miliar atau sekitar Rp490,59 triliun melalui kegiatan penjajakan bisnis
(business matching) yang dilakukan selama penyelenggaraan Forum
ASEAN-Indo-Pasifik (AIPF).

Selain itu, sebagai penyelenggara AIPF yang menjadi flagship
event dari KTT ke-43 ASEAN, Indonesia juga mengupayakan kerja sama untuk proyek
dari negara-negara lain dengan total nilai 810 juta dolar AS (sekira Rp12,4
triliun).

“Meskipun belum bisa di finalisasi dalam pertemuan hari ini,
kita harapkan business matching tersebut akan bisa meningkatkan kerja sama dan
pemahaman sebenarnya kebutuhan investasi yang diharapkan oleh masing-masing
negara,” ujar Wakil
Menteri Luar Negeri Pahala Mansury ketika menyampaikan keterangan pers mengenai
penyelenggaraan AIPF di Jakarta, Rabu (6/9/23).

Kegiatan business matching AIPF dihadiri oleh sekitar 185
investor dalam negeri dan internasional, di antaranya, PT Bank Mandiri Tbk,
Bank Permata, Bank SBI Indonesia, Bank CCB Indonesia, PT Bank Jawa Barat, PT
Astra Infrastruktur, PT Amman Mineral Tbk, Dian Swastatika Sentosa, AIIB,
Standard Chartered, Sumitomo (SMBC), Commerzbank, ACWA (Saudi Arabia), EDF
Energy (Prancis), KEPCO (Korea), IGNIS (Spanyol), China Railway Corporation,
Sinodro, China State Construction Engineering, Siemens (German), Inpex Geothermal
(Jepang), British Columbia (Canada), and Actis (Inggris).

Sektor-sektor bisnis yang dipromosikan melalui AIPF meliputi
pengembangan energi baru terbarukan, hidrogen, amonia, kilang alumina, rantai
pasok baterai, serta infrastruktur jalan tol dan pelabuhan.

Indonesia sendiri memfokuskan kerja sama dengan mitra
internasional untuk proyek strategis di bidang energi dan migas (lima proyek),
jalan tol (sembilan proyek), pelabuhan (lima proyek), kesehatan (enam proyek),
pupuk (tiga proyek), infrastruktur (10 proyek), pariwisata (sembilan proyek),
juga ekosistem baterai kendaraan listrik dan rantai pasok (tiga proyek).

 

Menurut Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani, sektor yang
banyak menarik minat para investor adalah energi hijau dan ekosistem baterai
kendaraan listrik.

“Banyak juga yang ingin berpartisipasi di sektor
digitalisasi karena mereka melihat banyak potensi masyarakat kita yang belum
tersentuh oleh formal financing,” tutur Rosan.

Dia menyebut sejumlah BUMN terbesar Indonesia seperti
Pertamina, Pupuk Indonesia, PLN, Pelindo, Jasa Marga, MIND ID, dan Injourney
turut berpartisipasi dalam AIPF.

Beberapa proyek strategis juga ditampilkan oleh Bappenas,
yang diharapkan dapat menjadi platform percepatan investasi untuk beberapa
proyek infrastruktur seperti proyek jalan tol ruas Demak-Tuban, Tuban-Gresik,
Tasikmalaya-Gedebage-Ciamis, serta proyek SPAM Jatiluhur. Selain itu, beberapa
negara ASEAN seperti Brunei, anmar, Thailand, Malaysia, dan Filipina turut
mempresentasikan proyek potensial di sektor telekomunikasi dan infrastruktur.

Selama kegiatan yang diselenggarakan pada 5-6 September
2023, AIPF turut dihadiri oleh pemimpin dari negara-negara ASEAN seperti
Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr., Perdana Menteri Singapura Lee Hsien
Loong, the Head of Delegation of the Kingdom of Thailand Sarun Charoensuwan,
Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, Perdana Menteri Laos Sonexay
Siphandone, Sultan of Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah, Perdana Menteri
Kamboja Hun Manet, Perdana Menteri Malaysia Dato’ Seri Anwar Ibrahim, dan
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao.

Tiga pemimpin dunia seperti Perdana Menteri Jepang Fumio
Kishida, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese, dan Perdana Menteri Kanada
Justin Trudeau turut hadir dan menjadi pembicara kunci dalam sesi leaders talk.

Dalam paparannya, kata Pahala, para pemimpin tersebut
menegaskan bahwa prioritas ke depan untuk kemitraan strategis dengan ASEAN akan
difokuskan ke sektor kerja sama yang berkelanjutan, seperti pengembangan energi
bersih, pembiayaan inovatif dan berkelanjutan, serta pembangunan infrastruktur
hijau.