TANJUNGPINANG- Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Kepri pada Maret 2021, perkembangan nilai impor Provinsi Kepri mencapai US$1.430,05 juta atau naik 26,77 persen disbanding Februari 2021.
Hal ini disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik BPS Provinsi Kepri Agus Sudibyo di Tanjungpinang, Kamis (15/4).
Menurut Agus, kenaikan impor Kepri ini disebabkan naiknya nilai impor migas pada Maret 2021 mencapai US$263,98 juta atau naik 42,34 persen disbanding Februari 2021.
“Sementara nilai impor nonmigas pada Maret 2021 mencapai US$1.166,07 juta atau naik 23,71 persen dibanding Februari 2021,” ungkap Agus.
Agus mengatakan, selama Januari-Maret 2021, impor nonmigas terbesar adalah golongan barang mesin/peralatan listrik (HS 85) dengan nilai US$1.277,26 juta atau 41,94 persen dari total impor nonmigas.
“Sementara untuk negara asal barang selama Januari-Maret 2021, Tiongkok merupakan negara pemasok barang impor nonmigas terbesar yang mencapai US$793,26 juta dengan peranan sebesar 26,05 persen,” tegas Agus.
Sedangkan, lanjut Agus untuk negara pemasok barang impor migas terbesar yaitu Singapura dengan nilai impor mencapai US$232,78 juta dengan peranan sebesar 38,08 persen.
“Pelabuhan bongkar barang impor terbesar selama bulan Januari-Maret 2021 adalah Pelabuhan Batu Ampar dengan nilai impor sebesar US$1.774,00 juta, diikuti Pelabuhan Sekupang dengan nilai impor sebesar US$718,23 juta, dengan peranan keduanya mencapai 68,15 persen,” jelas Agus kembali.