IGK Manila: Pembenahan Tata Kelola Sepak Bola Jangan Hanya Tambal Sulam

igk manila pembenahan tata kelola sepak bola jangan hanya tambal sulam 51014 1

Bid TIK Polda Kepri

 – Salah satu upaya pembenahan
tata kelola bisa dilakukan melalui Kongres Luar Biasa (KLB)  yang akan diadakan PSSI. Manila berharap KLB
PSSI menghasilkan kesepakatan untuk memperbaiki tata kelola pertandingan sepak
bola. Hasil KLB juga perlu merubah segala aspek yang diperlukan dan dituangkan
di dalam statuta.

Manajer Timnas Indonesia SEA Games 1991, IGK Manila
mengatakan, “Pembenahan itu sebaiknya jangan tambal sulam saja. Jadi dirubah
semua. Stadion yang layak dalam pertandingan syaratnya apa, kapasitas penonton
dikontrol, berapa karcis yang boleh dijual. Lalu penempatan suporter yang
berbeda harus jelas pengamanannya. Nah setelah pertandingan mereka diarahkan ke
mana,” ungkap Manila

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) sebelumnya
memberikan rekomendasi kepada PSSI menggelar KLB. KLB perlu diadakan guna
mengganti Ketua Umum dan seluruh jajaran Komite Eksekutif PSSI demi menyelamatkan
persepakbolaan Indonesia. Mantan Manager Tim yang meraih medali emas Sea Games
1991 ini berharap, KLB PSSI mengganti pengurus yang lebih memiliki integritas
dalam dunia sepak bola. Menurutnya, PSSI membutuhkan sosok yang fokus dan
konsentrasi untuk melakukan pembenahan dalam organisasi. Dia pun berharap, para
pengurus baru itu tidak rangkap jabatan.

“Dalam statuta tidak dilarang. Tapi sebaiknya, orang di
cabor ini harus fokus. Pengurus PSSI mungkin 1 sampai 2 periode sebaiknya
jangan rangkap jabatan. Soalnya, yang fokus dan konsentrasi saja kadang tidak
berhasil, apalagi yang rangkap,” kata eks Ketum PB Wushu Indonesia ini.

“Jadi memang benar-benar orang yang mencintai sepak bola dan
orang yang hidupnya sudah cukup. Bukan cari uang lagi di kepengurusan. Dia
harus orang yang mampu dan sudah bebas. Fokus dan konsentrasi membenahi
organisasi supaya sistem kompetisi di semua kelompok bisa maju. Cari
orang-orang yang bisa membawa sepak bola ini menjadi Macan. Jadi kekuatan macan
di Asia,” lanjut Manila.

Terkait pengamanan pertandingan ke depan, Manila menyarankan
aparat perlu membuat rencana pengamanan lebih sistematis lagi. Jangan sampai
peristiwa Kanjuruhan terulang kembali.

“Keamanan harus bisa membuat rencana pengamanan. Gimana yang
nonton siapa, berapa kapasitasnya. Harus antisipasi. Kalau terjadi kaya gini,
pintu keluarnya di mana. Tiap stadion punya pintu kalau ada apa-apa bisa
dibuka. Karena saya perlu ingatkan, meninggalnya bukan gas air mata,
meninggalnya karena panik, berebut mau keluar. Hingga akhirnya jadi brutal di
dalam dan luar lapangan,” ujar Manila.

Manila pun menolak saran pembenahan sepak bola dilakukan
dengan fokus di dalam negeri dan melarang ikut pertandingan internasional.
Menurut Manila, itu sama saja mematikan sepak bola Indonesia.  “Kalau itu dilakukan mati sepak bola kita.
Pemain-pemain kita juga sudah dikontrak. Apa sanggup pemilik klub tidak dapat
penonton dan sebagainya. Apalagi kebijakan itu membuat pemain sepak bola asing
tidak bisa masuk. Dan banyak orang kita yang bagus tidak bisa main ke luar,”
jelasnya.