penting untuk kesehatan, namun dalam mengonsumsinya masih banyak orang
melakukan kesalahan. Kenali 4 kesalahan umum dalam mengasup protein berikut
ini.
Fungsi protein amat banyak, bahkan berperan besar dalam
menyusun hampir semua sel tubuh. Penelitian yang dimuat dalam Journal of
Nutrition, Health, and Aging bahkan mengungkap protein mendukung kesehatan fisik
dan fungsi normal sehari-hari.
Dalam mencukupi kebutuhan protein itu, cara konsumsi sumber
proteinnya pun harus tepat. Jangan sampai hanya mengandalkan asupan protein
tertentu saja atau mengonsumsi terlalu banyak protein dalam sekali waktu.
Dilansir dari Livestrong , kenali kesalahan-kesalahan
umum dalam mengasup protein dan cara memperbaikinya sebagai berikut:
1. Kurang konsumsi protein nabati
Protein hewani dan nabati sama-sama dibutuhkan untuk
mendukung kesehatan yang maksimal. Tiap jenis protein ini punya keistimewaan.
Karenanya lebih baik mengasup keduanya dari pada fokus pada salah satu jenis
protein.
Protein nabati, misalnya, mengandung asam amino, serat,
vitamin, mineral, hingga antioksidan yang baik bagi tubuh. Mengonsumsi protein
nabati juga melengkapi nutrisi yang tidak dapat ditemukan dari konsumsi protein
hewani seperti serat dan fitokimia.
Protein nabati bersumber dari biji-bijian, kacang-kacangan,
gandum utuh, dan sayuran hijau. Untuk protein hewani, kamu bisa mengandalkan
asupan seafood, produk susu rendah lemak, daging unggas, dan telur. Untuk
daging merah dan daging olahan, konsumsinya lebih baik dibatasi.
2. Tidak memulai hari dengan konsumsi protein
Ahli gizi menyoroti pentingnya mengasup protein saat
sarapan. Kehadiran protein pada menu sarapan dapat membantu manajemen berat
badan yang lebih baik. Hal ini karena sifat protein yang mampu menekan nafsu
makan dan menciptakan rasa kenyang lebih puas. Alhasil kamu jadi terhindar dari
makan berlebih.
Ahli gizi, Su-Nui Escobar menjelaskan, sarapan tinggi protein
dapat menurunkan produksi hormon perangsang rasa lapar dan meningkatkan hormon
pencipta rasa kenyang. Untuk ide menu sarapan tinggi protein, kamu bisa
mengonsumsi telur orak-arik dengan kacang dan keju atau oatmeal dengan putih
telur.
3. Konsumsi protein terlalu banyak dalam satu waktu
Mengonsumsi protein yang cukup memang dianjurkan, tapi
jangan terlalu banyak dalam satu waktu makan. Hal ini disebut ahli gizi, Paige
Penick tidak efektif. “Tubuh Anda tidak dapat menggunakan protein sebanyak
itu dalam sekali waktu,” jelasnya.
Menurut penelitian, jumlah asupan protein yang disarankan
adalah 0,4 gram protein per kilogram berat badan atau 20-30 gram protein per
sekali makan. Karenanya ahli gizi Lisa C. Andrews mengingatkan hati-hati dalam
konsumsi protein shake yang jumlah proteinnya sangat tinggi.
4. Makan snack tinggi karbo tapi rendah protein
Mengonsumsi camilan adalah kebiasaan banyak orang, tapi
sayangnya jenis makanan yang diasup kurang menyehatkan. Misalnya, produk-produk
tinggi karbohidrat yang ternyata rendah protein. Alhasil, tubuh jadi
menginginkan asupan yang lebih banyak lagi.
Cara mengatasinya, pilih snack yang juga tinggi protein
untuk memperlambat penyerapan karbohidrat sehingga fluktuasi gula darah bisa
dicegah. Beberapa jenis camilan yang bagus dikonsumsi adalah Greek yogurt,
almond, kacang walnut, telur rebus, susu rendah lemak, atau edamame.