TANJUNGPINANG- Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) kembali diperpanjang hingga 20 September mendatang. Provinsi Kepri masih bertahan di level 3. Hal ini cukup membuat masyarakat heran, karena kasus baru Covid-19 di Kepri terus menurun.
“Saya sudah sampaikan kemarin, angka positifity rate kita sudah rendah. Tapi mungkin, mungkin saja agar kita tetap mempertahankan kesiap siagaan kita. Terkait dengan kemungkinan-kemungkinan terjadi fluktuasi lagi,” ujar Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, Rabu (8/9).
Gubernur menyebut, bias saja perbedaan angka positifity rate di daerah dan pusat yang berbeda, yang membuat Kepri tetap bertahan di PPKM level 3. Saat ini Pemprov Kepri mencatat, angka positifity rate berada di 1,3 persen.
“Nah, angka positifity rate kita masih berbeda dengan di pusat. Itu saya akan mengutus tim kita kesana untuk mendiskusikan itu. Sementara kalau lihat angka terkomfirmasi kita demikian kecilnya, kemungkinan besar kewajiban kita melakukan tracing minimal 15. Jadi 1,3 positifity rate itu sudah rasional,” tambah Gubernur.
Hal tersebut akan segera dikomunikasikan dengan Pemerintah Pusat, agar Kepri dapat turun ke PPKM level dua atau satu. “Pusat itu kita nggak tahu, apakah karena updating data lambat. Karena kemarin persoalan di kita mengisi aplikasi Silacak itu. Tapi sekarang sudah kita benahi, sudah jadi lebih baik,” terang Gubernur.
Bed Occupancy Rate (BOR) yang masih diatas 29 persen, juga menjadi kendala Kepri untuk turun level. Walaupun sudah jauh menurun, namun BOR di Kepri masih diatas rata-rata yang disyaratkan Pemerintah Pusat. Saat ini BOR di Kepri masih 31,70 persen.
Hal tersebut dikarenakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang kembali dari Malaysia melalui Kepri. “Itu tetap jadi laporan kita. Itu yang mau saya sampaikan ke Tim Satgas kita. Maksud saya, yang kita laporkan yang urusan daerah saja. Yang PMI kita laporkan lain saja. Karena memperburuk kinerja kita,” ujar Gubernur.
Saat ini tidak ada lagi zona merah di Kepri. Empat kabupaten dan kota, sudah turun ke zona kuning. Menyisakan Tanjungpinang, Lingga dan Natuna di zona orange. Gubernur minta kabupaten dan kota, untuk segera menurunkan zona.
“Saya telpon Bupati. Saya suruh mereka bahas, tekan itu. Cara yang paling baik, tracing-nya dijalankan lebih luas. Supaya kita bisa mendeteksi orang-orang yang punya keterkaitan dekat itu, terkomfirmasi atau tidak. Karena kalau sudah orang bisa menularkan lima orang, lima orang menularkan berapa banyak lagi,” ungkap Gubernur.
“Maka tracing itu menjadi prasyarat kita untuk turun. Tapi penanganan kita sudah lebih baik. Setiap hari kan surplus tingkat kesembuhannya. Kita tetap waspada, karena kita tak tahu juga Covid ini karena siklus atau karena musim, kita wajib menjaga. Kita nggak tahu juga ada varian baru, jadi kita menjaga saja,” tambah Gubernur.