Dokter Jiwa: Angka Kesakitan dan Kematian di Remaja Meningkat Hingga 200 Persen

dokter jiwa angka kesakitan dan kematian di remaja meningkat hingga 200 persen 64753

Bid TIK Polda Kepri

– Jakarta. Praktisi Kesehatan
Masyarakat, Spesialis Kesehatan Jiwa dari Perhimpunan Dokter Spesialis
Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) Dr. dr. Khamelia Malik mengatakan terdapat
paradoks pada kesehatan remaja yang terlihat sehat secara fisik.

“Angka kesakitan dan kematian di masa remaja meningkat
hingga 200 persen pada akhir-akhir ini,” ujar dr. Khamelia, Jumat .

dr. Khamelia
mengatakan hal tersebut berbanding terbalik dengan masa remaja yang secara
fisik merupakan periode paling sehat sepanjang hidup. Hal itu dilihat dari segi
kekuatan, kecepatan, kemampuan penalaran, lebih tahan terhadap kondisi dingin,
panas, kelaparan, dehidrasi, dan berbagai jenis cedera.

Salah satu penyebabnya, kata dia, karena ketidakmampuan
dalam mengendalikan perilaku dan emosi yang mengakibatkan kesakitan dan
kematian.

 

dr. Khamelia
menilai remaja pada saat ini menjadi sulit untuk dipahami. Alasannya, ada area
otak yang mengalami maturasi lebih cepat dibandingkan dengan area lainnya.

“Otak remaja berkembang dalam keadaan konstan, yang
berarti remaja lebih cenderung melakukan perilaku berisiko dan impulsif, kurang
mempertimbangkan konsekuensi dibanding orang dewasa,” tutur dr. Khamelia.

Untuk itu,
dr. Khamelia mengimbau para orang tua untuk membimbing dan menjadi
panutan para remaja dalam membangun kecerdasan emosi dan mengambil pilihan yang
lebih sehat.

Menurutnya, orang tua atau guru perlu membantu remaja untuk
mengevaluasi risiko dan mengantisipasi konsekuensi dari setiap pilihan yang
diambil remaja.

“Selain itu juga mengembangkan strategi untuk
mengalihkan perhatian dan energi ke aktivitas yang lebih sehat agar kesehatan
mental juga terjaga,” tutup dr. Khamelia.