Dinas Kesehatan DKI Ungkap Gejala Khas Cacar Monyet atau Mpox

dinas kesehatan dki ungkap gejala khas cacar monyet atau mpox 65271

Bid TIK Polda Kepri

– Jakarta. Penyakit Monkeypox
(Mpox) atau cacar monyet mulai menjajah kesehatan masyarakat Jakarta. Pelaksana
tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ani Ruspitawati mengungkap
sejumlah gejala khas penyakit Monkeypox (Mpox) atau Cacar Monyet ditandai
demam, nyeri tulang dan otot, lenting isi air atau luka pada kulit, serta
adanya benjolan atau pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, leher atau
lipat paha.

“Untuk itu, hindari kontak kulit langsung dengan pasien
Monkeypox yang memiliki luka kulit atau lenting isi air di kulitnya,” jelas Plt. Dinkes DKI kepada media,
Senin, .

Ia menjelaskan bahwa penderita Cacar Monyet harus menjalani
isolasi dengan baik sampai sembuh sempurna. Apabila masyarakat menemukan atau
mengalami gejala penyakit itu diminta segera datang ke fasilitas kesehatan
terdekat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.

“Bagi orang yang telah berkontak erat dengan penderita kasus
positif, diharapkan segera melapor untuk dilakukan pemeriksaan deteksi dan
pengobatan dini,” ujarnya.

Terkait hal tersebut ia menjelaskan bahwa untuk
mengantisipasi penularan penyakit tersebut masyarakat dapat aktif melaporkan
masalah kesehatan di lingkungannya yang memerlukan penanganan dan perhatian
khusus dari petugas kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Untuk informasi selanjutnya ia menjelaskan bahwa masyarakat
dapat melaporkan melalui kader kesehatan, petugas Puskesmas setempat atau
kanal-kanal aduan yang telah disediakan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Ia juga mengatakan terkait kasus tersebut hingga Senin (22/10) kemarin,
terdapat tujuh kasus terkonfirmasi Cacar Monyet di Jakarta. Selain itu, secara
global jumlah kumulatif pertama kali ditemukannya penyakit Mpox yang
terkonfirmasi, yaitu sebanyak 91.123 kasus di 115 negara dengan jumlah kematian
157 orang.

Selain itu beberapa negara yang melaporkan kasus cacar
monyet terbanyak pada September 2023 adalah China (365 kasus), Thailand (144
kasus), Portugal (86 kasus), dan Amerika Serikat (72 kasus).