Cara menjual aplikasi Android? Bukan cuma sekadar bikin aplikasi kece, lalu berharap langsung cuan berlimpah, ya? Memasarkan aplikasi Android ibarat adu strategi di tengah lautan aplikasi yang membludak. Butuh pemahaman pasar yang jitu, strategi pemasaran yang ciamik, dan tentunya, aplikasi yang benar-benar menjawab kebutuhan pengguna.
Siap-siap kuasai seluk-beluknya di sini!
Dari memahami karakteristik pasar aplikasi Android saat ini hingga menguasai seni monetisasi dan memanfaatkan kekuatan media sosial, panduan ini akan membedah langkah-langkah efektif untuk memaksimalkan penjualan aplikasi Android kamu. Kita akan bahas mulai dari riset pasar, strategi pemasaran yang tepat, hingga mengelola umpan balik pengguna agar aplikasi kamu makin moncer di Google Play Store.
Memahami Pasar Aplikasi Android
Nah, Sobat Hipwee! Mau aplikasi Android-mu laris manis bak kacang goreng? Sebelum terjun ke medan perang aplikasi, penting banget nih memahami medan perangnya dulu. Pasar aplikasi Android itu luas banget, persaingannya ketat, tapi peluangnya juga masih terbuka lebar.
Jadi, yuk kita bongkar rahasia suksesnya!
Karakteristik pasar aplikasi Android saat ini didominasi oleh persaingan yang sengit. Jumlah aplikasi yang tersedia di Google Play Store sudah jutaan, dan setiap harinya bertambah terus. Ini artinya, aplikasi kamu harus punya nilai jual yang unik dan daya tarik yang kuat agar bisa bersaing.
Selain itu, pengguna Android juga semakin cerdas dan kritis dalam memilih aplikasi, sehingga kualitas aplikasi menjadi faktor penentu utama kesuksesan.
Tren Terkini Pengembangan dan Penjualan Aplikasi Android
Tren terkini di dunia aplikasi Android bergerak cepat banget. Beberapa tren yang patut kamu perhatikan adalah meningkatnya popularitas aplikasi berbasis AI (Artificial Intelligence), permintaan aplikasi yang terintegrasi dengan IoT (Internet of Things), dan fokus yang semakin besar pada personalisasi pengalaman pengguna.
Aplikasi dengan antarmuka yang intuitif, ramah pengguna, dan memberikan nilai tambah yang nyata akan lebih mudah diterima pasar. Jangan lupa juga soal keamanan dan privasi data pengguna, ini menjadi poin penting yang harus dipertimbangkan.
Perbandingan Aplikasi Android Sukses dan Strategi Penjualannya
Supaya lebih jelas, mari kita lihat beberapa contoh aplikasi Android sukses dan strategi pemasarannya. Perlu diingat, data penjualan mungkin tidak selalu dipublikasikan secara terbuka.
Nama Aplikasi | Fitur Unggulan | Strategi Pemasaran | Hasil Penjualan (Estimasi) |
---|---|---|---|
TikTok | Video pendek, efek filter, fitur kolaborasi | Pemasaran viral, influencer marketing, iklan digital | Miliar pengguna aktif bulanan |
Berbagi foto dan video, fitur story, direct message | Integrasi dengan Facebook, influencer marketing, iklan targeted | Miliar pengguna aktif bulanan | |
Chatting, panggilan suara dan video, grup chat | Strategi word-of-mouth, fokus pada kemudahan penggunaan | Miliar pengguna aktif bulanan | |
Candy Crush Saga | Gameplay sederhana, level yang menantang, elemen sosial | Iklan in-app, event khusus, kolaborasi dengan brand lain | Pendapatan jutaan dolar per tahun |
Profil Pengguna Aplikasi Android
Pengguna aplikasi Android sangat beragam, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari berbagai latar belakang sosial ekonomi dan demografi. Memahami segmen pasar target sangat penting. Misalnya, aplikasi game akan menargetkan pengguna muda dengan hobi gaming, sementara aplikasi perencanaan keuangan akan lebih fokus pada pengguna dewasa yang sadar finansial.
Perilaku pengguna juga beragam, ada yang aktif menggunakan aplikasi setiap hari, ada juga yang hanya menggunakannya sesekali.
Studi Kasus Aplikasi Android yang Sukses
Salah satu contoh aplikasi Android yang sukses adalah Spotify. Spotify berhasil menguasai pasar musik streaming dengan menawarkan perpustakaan musik yang luas, antarmuka yang user-friendly, dan fitur-fitur sosial seperti playlist kolaboratif. Strategi pemasaran mereka juga efektif, dengan memanfaatkan iklan digital dan kemitraan dengan artis dan label musik.
Strategi Pemasaran Aplikasi Android
Aplikasi Android kamu udah jadi? Cakep banget! Tapi, nggak cukup cuma bikin aplikasi keren aja, Sob. Aplikasi secanggih apapun bakalan tenggelam di lautan aplikasi di Google Play Store kalau nggak punya strategi pemasaran yang jitu. Bayangin, ribuan aplikasi baru muncul setiap harinya, persaingan ketat banget! Makanya, kita butuh strategi pemasaran yang komprehensif dan efektif biar aplikasi kamu dilirik banyak orang.
Strategi pemasaran yang tepat akan membantumu menjangkau target audiens, meningkatkan unduhan, dan akhirnya menghasilkan pendapatan. Ini bukan sekadar promosi biasa, tapi tentang membangun brand awareness dan engagement dengan pengguna potensial. Siap-siap belajar triknya!
Saluran Pemasaran Efektif untuk Aplikasi Android
Menentukan saluran pemasaran yang tepat adalah kunci. Jangan asal lempar pancing, ya! Kamu perlu tahu di mana target audiensmu berkeliaran di dunia digital. Pilihlah saluran yang sesuai dengan karakteristik aplikasi dan target pasarmu. Jangan sampai buang-buang budget untuk promosi yang nggak efektif.
- Google Ads:Iklan di Google Search dan YouTube adalah pilihan yang tepat untuk menjangkau pengguna yang secara aktif mencari aplikasi seperti milikmu.
- Sosial Media Marketing (Facebook, Instagram, TikTok):Manfaatkan kekuatan media sosial untuk membangun komunitas, berinteraksi dengan pengguna, dan menayangkan iklan yang tertarget.
- Influencer Marketing:Kerjasama dengan influencer yang relevan dengan niche aplikasi kamu bisa meningkatkan visibilitas dan kepercayaan pengguna.
- App Store Optimization (ASO):Ini bukan sekadar strategi pemasaran, tapi juga kunci utama keberhasilan. ASO akan kita bahas lebih detail di selanjutnya.
- Public Relations (PR):Rilis pers dan kerjasama dengan media teknologi bisa meningkatkan awareness terhadap aplikasi kamu.
- Email Marketing:Kumpulkan email pengguna dan kirimkan newsletter berisi update, promo, dan informasi menarik tentang aplikasi.
Optimasi Toko Aplikasi (Google Play Store)
Google Play Store adalah jendela aplikasi kamu ke dunia. Jangan sampai tampilannya kusam dan nggak menarik perhatian! Optimasi toko aplikasi (ASO) sangat krusial untuk meningkatkan visibilitas dan peringkat aplikasi di hasil pencarian. Bayangkan, kalau aplikasi kamu sulit ditemukan, siapa yang mau download?
- Research:Cari tahu kata kunci yang relevan dengan aplikasi kamu dan gunakan di judul, deskripsi, dan tag.
- Icon dan Screenshot yang Menarik:Desain visual yang eye-catching sangat penting untuk menarik perhatian pengguna.
- Deskripsi yang Persuasif:Tulis deskripsi yang singkat, padat, dan mampu menjelaskan manfaat aplikasi dengan jelas dan menarik.
- Rating dan Review:Dorong pengguna untuk memberikan rating dan review positif. Respon terhadap review negatif juga penting untuk menunjukkan kepedulian terhadap pengguna.
- Localization:Jika memungkinkan, terjemahkan deskripsi aplikasi ke dalam beberapa bahasa untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Membuat Deskripsi Aplikasi yang Menarik dan Persuasif
Deskripsi aplikasi adalah kesempatan emas untuk membujuk calon pengguna agar mengunduh aplikasi kamu. Jangan sia-siakan kesempatan ini dengan deskripsi yang membosankan! Tulis deskripsi yang singkat, padat, dan langsung menunjukkan manfaat aplikasi.
- Tulis dengan Bahasa yang Mudah Dimengerti:Hindari jargon teknis yang membingungkan.
- Sorot Fitur Unggulan:Tunjukkan apa yang membedakan aplikasi kamu dari kompetitor.
- Sertakan Call to Action (CTA):Berikan instruksi yang jelas kepada pengguna, misalnya “Download sekarang juga!”
- Gunakan Emoticon dan Emoji (Sesuai Konteks):Untuk membuat deskripsi lebih hidup dan menarik.
- Optimalkan Panjang Deskripsi:Jangan terlalu panjang atau terlalu pendek. Temukan keseimbangan yang tepat.
Visualisasi Data Penjualan Aplikasi yang Ideal
Memahami data penjualan aplikasi sangat penting untuk mengukur keberhasilan strategi pemasaran dan melakukan optimasi. Visualisasi data akan membantumu melihat tren, mengidentifikasi masalah, dan membuat keputusan yang tepat.
Contoh visualisasi data yang ideal bisa berupa grafik batang yang menunjukkan jumlah unduhan per bulan, grafik garis yang menunjukkan tren pertumbuhan unduhan, atau pie chart yang menunjukkan persentase pengguna dari berbagai negara. Data ini bisa didapatkan dari Google Play Console.
Dengan visualisasi yang jelas, kamu bisa dengan mudah melihat perkembangan penjualan dan mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan. Misalnya, jika grafik menunjukkan penurunan unduhan di bulan tertentu, kamu bisa menyelidiki penyebabnya dan melakukan penyesuaian strategi pemasaran.
Bayangkan grafik batang yang menunjukkan lonjakan unduhan setelah kampanye iklan di media sosial. Itu menunjukkan bahwa strategi pemasaranmu berhasil! Atau, pie chart yang menunjukkan mayoritas pengguna berasal dari Indonesia, membantumu fokus pada strategi pemasaran lokal.
Monetisasi Aplikasi Android: Cara Menjual Aplikasi Android
Udah bikin aplikasi Android keren? Sekarang saatnya panen cuan! Tapi, gimana caranya aplikasi kamu bisa menghasilkan uang? Nah, ini dia kunci utamanya: monetisasi. Pilih model yang tepat, dan aplikasi kamu bisa jadi ladang uang digital yang menguntungkan.
Berikut beberapa model monetisasi yang bisa kamu eksplor.
Model Monetisasi Aplikasi Android
Ada beberapa jalan menuju kesuksesan finansial aplikasi Android. Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, jadi pilihlah yang paling sesuai dengan aplikasi dan target audiens kamu. Pertimbangkan juga skala pengembangan dan sumber daya yang kamu miliki.
- Freemium:Model ini menawarkan versi dasar aplikasi secara gratis, dan versi premium dengan fitur lebih lengkap berbayar. Ini cocok untuk aplikasi yang bisa dinikmati secara dasar, tapi menawarkan pengalaman yang lebih kaya dengan fitur tambahan.
- Berbayar:Aplikasi ini sepenuhnya berbayar sejak awal. Cocok untuk aplikasi dengan fitur unik dan bernilai tinggi, yang target audiensnya bersedia membayar untuk mendapatkannya. Tantangannya adalah meyakinkan pengguna untuk membayar tanpa mencoba versi gratis terlebih dahulu.
- Iklan:Model ini menghasilkan pendapatan dari menampilkan iklan di dalam aplikasi. Ini mudah diimplementasikan, tapi perlu dipertimbangkan agar tidak mengganggu pengalaman pengguna. Keberhasilannya bergantung pada jumlah pengguna aktif dan efektifitas strategi penempatan iklan.
Perbandingan Model Monetisasi
Model | Kelebihan | Kekurangan |
---|---|---|
Freemium | Menarik banyak pengguna, potensi pendapatan tinggi dari pengguna premium | Membutuhkan strategi pemasaran yang kuat untuk mengkonversi pengguna gratis ke premium |
Berbayar | Pendapatan langsung dan stabil per unduhan | Jumlah unduhan mungkin terbatas karena harga |
Iklan | Mudah diimplementasikan, potensi pendapatan berkelanjutan | Bisa mengganggu pengalaman pengguna jika tidak dikelola dengan baik, pendapatan tidak stabil |
Implementasi Model Monetisasi
Setelah memilih model, langkah selanjutnya adalah implementasinya. Ini membutuhkan pemahaman teknis dan perencanaan yang matang.
- Freemium:Tentukan fitur-fitur inti yang gratis dan fitur premium yang berbayar. Gunakan sistem in-app purchase untuk memfasilitasi pembelian.
- Berbayar:Pastikan deskripsi aplikasi dan toko aplikasi menarik dan menjelaskan nilai jual aplikasi dengan baik. Optimalkan halaman toko aplikasi.
- Iklan:Pilih platform periklanan yang sesuai (misalnya AdMob). Atur strategi penempatan iklan yang tidak mengganggu pengalaman pengguna, misalnya dengan menggunakan iklan banner atau interstitial yang muncul pada saat yang tepat.
Perhitungan Potensi Pendapatan
Perhitungan pendapatan bergantung pada model monetisasi yang dipilih dan beberapa faktor lain seperti jumlah unduhan, jumlah pengguna aktif, dan harga atau tarif iklan.
- Freemium:Misalnya, jika aplikasi memiliki 10.000 unduhan dan 10% pengguna membeli versi premium seharga Rp 50.000, maka potensi pendapatan adalah Rp 5.000.000.
- Berbayar:Jika aplikasi dihargai Rp 20.000 dan terunduh 500 kali, potensi pendapatan adalah Rp 10.000.000.
- Iklan:Pendapatan dari iklan bervariasi dan tergantung pada jumlah tayangan iklan, klik, dan jenis iklan yang digunakan. Sebagai contoh, jika rata-rata pendapatan per 1000 tayangan iklan (CPM) adalah Rp 1000, dan ada 1 juta tayangan iklan, maka potensi pendapatan adalah Rp 1.000.000.
Ilustrasi Integrasi Iklan, Cara menjual aplikasi android
Bayangkan sebuah aplikasi game puzzle. Di antara level-level permainan, muncul iklan video berdurasi pendek (sekitar 15 detik) yang menawarkan produk atau layanan yang relevan dengan target audiens game tersebut, misalnya, iklan game lain atau produk elektronik. Iklan ini ditayangkan dengan cara yang tidak mengganggu alur permainan, misalnya muncul setelah pemain menyelesaikan level tertentu.
Pengguna diberikan opsi untuk menonton iklan dan mendapatkan reward dalam game (misalnya koin tambahan atau power-up), atau melewati iklan dengan menunggu beberapa waktu. Dengan strategi yang tepat, penayangan iklan ini dapat meningkatkan pendapatan tanpa mengurangi kepuasan pengguna.
Penggunaan Media Sosial dan Iklan
Aplikasi Androidmu udah jadi? Cakep! Tapi, nggak cukup cuma bikin aplikasi keren aja, ya. Aplikasi secanggih apapun bakal tenggelam kalau nggak ada yang tahu. Nah, di sinilah peran media sosial dan iklan jadi penting banget.
Bayangin aja, kayak kamu punya toko kue paling enak sedunia, tapi tokonya disembunyiin di hutan belantara. Nggak bakal ada yang beli, kan? Makanya, kita perlu strategi jitu untuk promosi aplikasi Android kita agar sampai ke target audiens yang tepat.
Strategi pemasaran yang efektif adalah kunci sukses. Ini bukan cuma soal ‘nge-post’ asal-asalan di Instagram, tapi tentang membangun hubungan dengan calon pengguna dan meyakinkan mereka bahwa aplikasi kita adalah solusi yang mereka butuhkan. Kita perlu memahami perilaku target audiens, memilih platform yang tepat, dan mengukur setiap langkah kampanye agar hasilnya maksimal.
Rencana Kampanye Pemasaran Media Sosial
Sebelum mulai beraksi di media sosial, kita perlu punya rencana yang matang. Ini bukan cuma sekadar ‘ngebombardir’ postingan, tapi strategi terukur yang terintegrasi. Bayangkan, rencana ini seperti peta jalan menuju kesuksesan aplikasi kita.
Kita harus tahu target audiens kita, pesan apa yang ingin kita sampaikan, dan bagaimana cara mengukurnya.
- Tentukan target audiens secara spesifik (usia, minat, lokasi, dsb).
- Buat jadwal postingan yang konsisten dan terjadwal, misalnya, 3 kali seminggu.
- Gunakan beragam format konten, seperti video pendek, gambar menarik, infografis, dan story Instagram.
- Pantau dan analisis performa postingan secara berkala untuk mengetahui apa yang efektif dan perlu ditingkatkan.
Platform Media Sosial yang Relevan
Nggak semua platform media sosial sama efektifnya. Kita perlu memilih platform yang paling relevan dengan target audiens kita. Misalnya, kalau target audiensnya anak muda, TikTok dan Instagram bisa jadi pilihan yang tepat. Kalau target audiensnya profesional, LinkedIn mungkin lebih efektif.
- Facebook:Jangkauan luas, cocok untuk berbagai target audiens.
- Instagram:Visual, ideal untuk menampilkan fitur aplikasi yang menarik.
- TikTok:Viral, efektif untuk menjangkau anak muda.
- Twitter:Cepat, cocok untuk update dan interaksi.
- YouTube:Video tutorial dan review aplikasi.
Strategi Iklan Berbayar (PPC) yang Efektif
Iklan berbayar (PPC) bisa mempercepat proses ‘branding’ dan ‘acquisition’ pengguna. Tapi, jangan asal ‘nge-boost’ postingan ya! Kita perlu strategi yang terarah dan terukur. Salah satu contohnya adalah menargetkan iklan berdasarkan demografi, minat, dan perilaku pengguna.
- Tetapkan target audiens yang spesifik untuk iklan berbayar.
- Gunakan gambar dan video yang menarik dan relevan dengan aplikasi.
- Buat copywriting yang singkat, jelas, dan menggugah rasa ingin tahu.
- Pantau dan optimalkan kampanye iklan secara berkala.
- Manfaatkan fitur retargeting untuk menjangkau pengguna yang sebelumnya sudah berinteraksi dengan iklan kita.
Pengukuran Efektivitas Kampanye
Gimana kita tahu kampanye media sosial dan iklan kita berhasil? Kita perlu mengukur! Dengan mengukur, kita bisa tahu apa yang berjalan baik dan apa yang perlu diperbaiki. Bayangkan, kita ‘ngeluarin’ uang tapi gak tahu hasilnya gimana.
Gak efektif, kan?
- Jumlah unduhan aplikasi:Metrik utama untuk mengukur keberhasilan kampanye.
- Rasio klik-tayang (CTR):Persentase pengguna yang mengklik iklan kita.
- Biaya per akuisisi (CPA):Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan satu pengguna baru.
- Engagement:Jumlah like, komentar, dan share pada postingan media sosial.
Tips Membuat Konten Media Sosial yang Menarik
Konten yang menarik adalah kunci! Gimana caranya bikin konten yang ‘ngena’ di hati calon pengguna? Berikut beberapa tipsnya:
- Buat konten yang informatif dan bermanfaat.
- Gunakan visual yang menarik dan berkualitas tinggi.
- Tulis caption yang singkat, jelas, dan mudah dipahami.
- Buat konten yang interaktif, misalnya kuis atau polling.
- Berinteraksi dengan followers dan responsif terhadap komentar.
Pengembangan dan Perbaikan Aplikasi
Aplikasi Android kamu udah launching? Selamat! Tapi, perjalanan belum berakhir, lho. Justru ini saatnya kamu mulai berpikir serius tentang pengembangan dan perbaikan aplikasi. Bayangin aja, aplikasi yang stagnan bakalan ditinggalin pengguna. Makanya, terus berinovasi dan perhatikan feedback adalah kunci utama agar aplikasi kamu tetap relevan dan dicintai.
Pentingnya Pembaruan dan Peningkatan Aplikasi
Aplikasi yang nggak pernah di-update itu kayak baju bolong yang dipake terus. Nggak nyaman, kan? Pembaruan berkala nggak cuma soal menambahkan fitur baru, tapi juga memperbaiki bug, meningkatkan performa, dan memastikan keamanan aplikasi. Dengan update rutin, kamu menunjukkan komitmen kepada pengguna dan menjamin pengalaman terbaik bagi mereka.
Bayangkan, fitur yang error atau loading yang lama bisa bikin pengguna langsung uninstall aplikasi kamu. Kasus nyata? Banyak aplikasi populer yang kehilangan pengguna karena mengabaikan pembaruan.
Metode Pengumpulan dan Penggunaan Umpan Balik Pengguna
Nah, ini dia kunci rahasia suksesnya aplikasi kamu: mendengarkan suara pengguna. Gimana caranya? Gampang! Kamu bisa manfaatkan fitur rating dan review di Google Play Store. Selain itu, kamu juga bisa menambahkan formulir feedback di dalam aplikasi, atau bahkan mengadakan survei kecil-kecilan.
Jangan cuma baca, ya! Analisis feedback tersebut dengan cermat. Feedback negatif? Jangan langsung baper, anggap itu sebagai peluang untuk meningkatkan aplikasi. Feedback positif? Jangan lupa direspon dan jadikan motivasi untuk terus berkarya!
Fitur-Fitur yang Meningkatkan Daya Tarik Aplikasi
Setelah mengumpulkan feedback, saatnya menambahkan fitur-fitur yang bikin aplikasi kamu makin kece. Apa aja sih yang bisa bikin pengguna betah? Berikut beberapa ide:
- Integrasi dengan platform lain (misalnya, login dengan Google atau Facebook).
- Personalisasi pengalaman pengguna (misalnya, rekomendasi konten berdasarkan preferensi).
- Mode gelap (dark mode) yang ramah mata.
- Fitur offline (akses sebagian fitur tanpa koneksi internet).
- Dukungan multibahasa.
Ingat, fitur yang ditambahkan harus relevan dan bermanfaat bagi pengguna, bukan sekadar untuk pamer.
Strategi Menangani Ulasan Negatif dan Umpan Balik yang Kurang Baik
Mendapat ulasan negatif itu pasti bikin sedikit down. Tapi, jangan panik! Tanggapi setiap ulasan, baik positif maupun negatif, dengan profesional. Untuk ulasan negatif, jangan langsung defensif. Minta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pengguna, jelaskan langkah yang akan kamu ambil untuk memperbaiki masalah, dan sampaikan terima kasih atas feedbacknya.
Sikap responsif dan proaktif akan menunjukkan bahwa kamu peduli dengan pengguna dan siap untuk terus meningkatkan aplikasi.
Testimonial Pengguna Positif
“Aplikasi ini sangat membantu! Antarmuka yang user-friendly dan fitur-fiturnya lengkap banget. Saya nggak pernah merasa kesulitan menggunakannya. Sangat direkomendasikan!”
Ayu, pengguna aplikasi sejak 2022.
Simpulan Akhir
Menjual aplikasi Android bukan sekadar keberuntungan semata. Ini tentang perpaduan strategi yang tepat, pemahaman mendalam tentang target audiens, dan konsistensi dalam pengembangan dan pemasaran. Dengan menguasai ilmu pemasaran digital, mengoptimalkan toko aplikasi, dan terus berinovasi berdasarkan feedback pengguna, kamu bisa mengubah aplikasi Android-mu menjadi mesin uang yang menghasilkan cuan maksimal.
Jadi, tunggu apa lagi? Mulailah langkahmu menuju kesuksesan!
Tanya Jawab (Q&A)
Bagaimana cara meningkatkan peringkat aplikasi di Google Play Store?
Optimalkan deskripsi aplikasi, gunakan kata kunci relevan, raih rating tinggi lewat kualitas aplikasi dan respon terhadap ulasan, serta pertimbangkan iklan di Google Play.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk mempromosikan aplikasi Android?
Biaya bervariasi tergantung strategi yang dipilih, mulai dari gratis (media sosial organik) hingga berbayar (iklan PPC). Buatlah anggaran sesuai target dan kemampuan.
Bagaimana cara mengatasi ulasan negatif di Google Play Store?
Respon secara profesional, minta maaf jika ada kesalahan, dan jelaskan langkah yang akan diambil untuk memperbaiki masalah. Transparansi sangat penting.
Apakah aplikasi harus berbayar agar menghasilkan pendapatan?
Tidak, model freemium (gratis dengan fitur berbayar) dan iklan juga efektif. Pilih model yang sesuai dengan jenis aplikasi dan target audiens.