AIS Forum Gandeng Akademisi Kembangkan Sistem Perikanan Berkelanjutan

ais forum gandeng akademisi kembangkan sistem perikanan berkelanjutan 64721

Bid TIK Polda Kepri Bid TIK Polda Kepri

 – Bali. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Negara-Negara Pulau dan
Kepulauan atau Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 bersama James
Cook University (JCU) Singapura dan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado
mengembangkan teknologi yang memberikan manfaat bagi nelayan kecil serta
pengelolaan pasokan ikan yang berkelanjutan. Inisiatif ini berawal dari masalah
yang dihadapi dalam pengelolaan perikanan laut mereka.

Untuk itu AIS Forum mengajak sejumlah perguruan tinggi dan
lembaga penelitian berkolaborasi mengembangkan solusi inovatif dari masalah
tersebut.

Indonesia adalah salah satu produsen ikan terbesar di
dunia.  Pada 2023 pemerintah pun
menargetkan sektor perikanan akan mampu menghasilkan 8,73 juta ton ikan.
Besarnya potensi sektor perikanan ini membuat para peneliti kesulitan untuk
mengumpulkan dan menggunakan data secara efektif.

Namun begitu fokus utama para peneliti adalah menjaga
pasokan ikan tetap stabil. Selanjutnya menjadikan ikan hasil tangkapan nelayan
sebagai sumber makanan penting bagi masyarakat di seluruh wilayah Indonesia dan
negara-negara AIS lainnya.

Dua pakar perikanan, Neil Hutchinson (JCU) dan Gustaf
Mamangkey (Unsrat) pun berkolaborasi mengembangkan praktek pemanfaatan dan
pengelolaan ikan yang berkelanjutan di Indonesia. Keduanya kemudian menggandeng
Fishcoin mengembangkan praktik perikanan berkelanjutan di Indonesia dengan
memanfaatkan teknologi seluler.

Para nelayan akan diberi insentif berupa pulsa seluler
ketika mereka melepaskan hasil tangkapan ikan yang masih berusia muda.

Dengan cara ini para peneliti juga memiliki data para
nelayan, seperti siapa yang menangkap ikan, seberapa sering, dan ikan apa yang
mereka tangkap.

Setelah dilepas kembali tentu ikan yang masih berusia muda
memiliki kesempatan untuk tumbuh dan berkembang biak, sehingga bisa menjaga
kestabilan populasi. Imbasnya, ikan-ikan perekonomian masyarakat turut menguat
karena ikan dewasa tentu akan memiliki nilai jual yang lebih tinggi, Teknik ini
pun dikenal sebagai ‘tandai, lepaskan, dan tangkap kembali’.

Di samping itu, teknik tersebut turut membantu peneliti
mengumpulkan data penting yang dapat membantu dalam pengembangan perikanan di
daerah sekaligus mengetahui jumlah populasi ikan yang tersedia. Dengan
informasi ini, kemudian dapat dirancang model perikanan yang lebih produktif
dan ekonomis.

Proyek ini juga mencerminkan potensi besar yang dimiliki
negara-negara AIS terkait pengembangan ekonomi biru dan pemberdayaan komunitas
lokal.