endokrinologi mengungkap diabetes tipe 2 menjadi lebih umum karena pola makan
yang semakin tidak sehat dan gaya hidup tidak aktif yang mengakibatkan
peningkatan berat badan.
Konsultan Ahli Endokrinologi, dr. Mark Vanderpump
mengatakan, diabetes tipe 2 berkembang karena resistensi terhadap aksi hormon
insulin di hati. Mungkin juga ada produksi insulin yang rusak dari pankreas.
“Pada tahap awal, diabetes tipe 2 tidak menunjukkan
gejala dan biasanya ditemukan pada tes darah rutin. Itu bisa berlangsung lama
sebelum diagnosis dan dikaitkan dengan fitur sindrom metabolik,” jelas dr.
Vanderpump dikutip dari laman Express, Sabtu .
Sindrom metabolik mengacu pada trilogi peningkatan tekanan
darah dan kolesterol serta ‘obesitas sentral’. Menurut dia, indikasi obesitas
sentral, yakni ukuran pinggang 34 inci (sekitar 86,3 cm) pada wanita, dan 40
inci (sekitar 101,6 cm) atau lebih pada pria.
“Kemudian, gejala khas berkembang termasuk produksi
berlebihan dan buang air kecil, haus, sariawan, penglihatan kabur, dan
penurunan berat badan,” tuturnya.
Tak hanya itu, diabetes yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan masalah penglihatan, masalah saraf, kerusakan ginjal, serangan
jantung, dan strok. Vanderpump menyebut orang dengan diabetes lebih mungkin
dirawat di rumah sakit dan tinggal lama di rumah sakit.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, diabetes berimplikasi pada
kemampuan bekerja di masa depan, peningkatan kebutuhan perawatan, dan penurunan
harapan hidup.
“Diagnosis dini dan pengobatan yang optimal dapat
membantu menghindari atau setidaknya menunda komplikasi,” jelasnya.