asli Asia Tenggara yang dapat diolah menjadi berbagai macam makanan. Tak heran,
jika jengkol banyak digemari di Indonesia.
Di samping rasa kelezatan yang ditawarkannya, mengonsumsi
jengkol juga bisa membahayakan kesehatan, khususnya pada ginjal. Hal ini
terjadi lantaran jengkol mengandung asam jengkolat yang bisa memicu masalah
pada ginjal.
Dokter spesialis urologi, dr. Nur Rasyid, SpU(K)
menjelaskan, bahwa asam jengkolat berlebih yang diserap tubuh dapat membentuk
kristal pada beberapa tempat di dalam ginjal.
“Tempat jengkol mengkristal itu bisa terjadi di
beberapa tempat di dalam ginjal sendiri. Jadi kalau dibayangkan, ginjal itu ada
pembuluh darah. Asam jengkolatnya itu masuk ke lambung, di lambung itu diserap,
masuk ke aliran darah, darahnya itu masuk ke ginjal. Pada waktu darah itu masuk
ke ginjal, untuk menjadi air kencing itu melalui proses filtrasi. Nah, kristal
jengkol itu bisa terjadi di beberapa tempat,” jelas dr. Nur Rasyid dikutip
dari Detik, Kamis .
Ia menjelaskan, bahwa tempat-tempat terjadinya pengkristalan
asam jengkolat itu menjadi implikasi gejala atau keluhan seseorang. Jika
pengkristalan terjadi di tubulus, biasanya tidak menyebabkan gejala sama
sekali, tetapi bisa merusak fungsi ginjal secara langsung.
“Nah, kristal jengkol itu bisa terjadi di beberapa
tempat. Pertama di tubulus. Itu tempat bisa sebelum dan setelah ginjal disaring
oleh glomerulus. Nah kalau kristalnya terjadi di area tubulus, itu bisa yang
merusak fungsi ginjal secara langsung. Tiba-tiba enggak ada kencing, fungsi ginjal
langsung turun meskipun tanpa gejala,” terangnya.
Selain tubulus, pengkristalan juga dapat terjadi pada
pelviokalises sistem atau pipa-pipa proses pembuangan kencing. Pengkristalan
pada tempat ini dapat menyumbat saluran kencing sehingga memicu berbagai macam
gejala.
“Kalau terjadi lebih ke dalam namanya pelviokalises
sistem, itu saluran di dalam ginjal, pipa-pipa proses pembuangan kencing. Kalau
mengkristalnya di situ lalu setelah cukup gede dia turun nyumbat saluran
kencing, itu baru yang bikin kesakitan,” tuturnya.
Penyumbatan yang terjadi pada saluran ini biasanya
menyebabkan gejala yang sama seperti batu ginjal yang sedang turun, seperti
rasa nyeri, sakit pinggang, keringat dingin, hingga kencing berdarah.