4+ Cara Mengatasi No Bootable Device Pada Laptop Lenovo

Bid TIK Polda Kepri

Pernahkah Anda mengalami momen panik saat menyalakan laptop Lenovo kesayangan, tapi yang muncul malah tulisan “No Bootable Device”? Rasanya seperti dunia runtuh, apalagi kalau lagi dikejar deadline. Tenang, Anda tidak sendirian! Masalah ini cukup umum dan seringkali bisa diatasi sendiri.

Artikel ini akan membahas 4+ Cara Mengatasi No Bootable Device Pada Laptop Lenovo Anda. Kami akan memandu Anda langkah demi langkah, dari solusi yang paling sederhana hingga yang sedikit lebih teknis. Siap menyelamatkan laptop Anda? Yuk, simak!

Apa Itu “No Bootable Device” dan Mengapa Terjadi?

“No Bootable Device” adalah pesan kesalahan yang muncul ketika laptop Anda tidak dapat menemukan sistem operasi (seperti Windows) untuk dijalankan. Ibaratnya, laptop Anda kehilangan peta untuk menuju “rumah” sistem operasi.

Penyebabnya bisa bermacam-macam, mulai dari hal sepele hingga masalah yang lebih serius. Beberapa penyebab umum meliputi:

  • BIOS yang salah urutan boot: Laptop Anda mencari sistem operasi di tempat yang salah.
  • Kerusakan hard drive atau SSD: Media penyimpanan tempat sistem operasi berada mengalami masalah.
  • Kabel longgar atau rusak: Koneksi antara hard drive/SSD dan motherboard terganggu.
  • Sistem operasi corrupt: File sistem operasi rusak atau hilang.
  • Driver yang bermasalah: Driver yang diperlukan untuk mengakses hard drive/SSD tidak berfungsi dengan baik.
  • Masalah pada MBR (Master Boot Record) atau GPT (GUID Partition Table): Bagian penting dari hard drive yang menyimpan informasi tentang partisi dan sistem operasi mengalami kerusakan.

4+ Cara Mengatasi No Bootable Device Pada Laptop Lenovo

Berikut adalah beberapa cara yang bisa Anda coba untuk mengatasi masalah “No Bootable Device” pada laptop Lenovo Anda:

1. Periksa Urutan Boot di BIOS

Urutan boot (boot order) menentukan perangkat mana yang pertama kali dicari oleh laptop saat proses booting. Jika urutan boot salah, laptop Anda mungkin mencoba booting dari perangkat yang tidak berisi sistem operasi.

Cara Memeriksa dan Mengubah Urutan Boot di BIOS:

  1. Restart Laptop Anda: Mulai ulang laptop Lenovo Anda.
  2. Masuk ke BIOS: Saat laptop mulai menyala, tekan tombol yang sesuai untuk masuk ke BIOS. Biasanya tombol yang digunakan adalah F2, Delete, F12, atau Esc. Tombol ini mungkin berbeda tergantung model laptop Lenovo Anda. Lihat manual laptop Anda jika tidak yakin.
  3. Cari Menu Boot: Di dalam BIOS, cari menu yang berkaitan dengan “Boot”, “Boot Order”, atau “Boot Priority”.
  4. Ubah Urutan Boot: Pastikan hard drive atau SSD yang berisi sistem operasi Anda berada di urutan pertama. Gunakan tombol panah atau tombol yang ditunjukkan di layar untuk mengubah urutan.
  5. Simpan Perubahan dan Keluar: Setelah urutan boot benar, simpan perubahan (biasanya dengan menekan tombol F10) dan keluar dari BIOS. Laptop Anda akan restart.

Tips: Pastikan Anda memilih hard drive atau SSD yang benar. Biasanya, nama hard drive/SSD akan tertera di menu boot.

2. Periksa Koneksi Hard Drive atau SSD

Koneksi yang longgar atau kabel yang rusak dapat menyebabkan laptop tidak dapat mendeteksi hard drive atau SSD.

Cara Memeriksa Koneksi Hard Drive atau SSD:

Peringatan: Membuka laptop dapat membatalkan garansi. Jika Anda tidak yakin, sebaiknya bawa laptop Anda ke teknisi profesional.

  1. Matikan Laptop: Pastikan laptop Anda benar-benar mati. Cabut semua kabel dan lepas baterai (jika memungkinkan).
  2. Buka Laptop: Buka casing laptop Anda. Anda mungkin memerlukan obeng khusus untuk membuka laptop Lenovo.
  3. Periksa Kabel: Cari kabel yang menghubungkan hard drive atau SSD ke motherboard. Pastikan kabel terpasang dengan benar dan tidak longgar. Jika kabel terlihat rusak, ganti dengan yang baru.
  4. Pasang Kembali dan Tutup Laptop: Setelah memeriksa koneksi, pasang kembali semua kabel, tutup laptop, dan pasang kembali baterai (jika dilepas).
  5. Nyalakan Laptop: Coba nyalakan laptop Anda.

Tips: Berhati-hatilah saat membuka laptop. Hindari menyentuh komponen elektronik di dalamnya.

3. Jalankan Startup Repair (Windows)

Jika sistem operasi Anda corrupt, Anda dapat mencoba menjalankan Startup Repair untuk memperbaikinya.

Cara Menjalankan Startup Repair:

  1. Boot dari Media Instalasi Windows: Anda memerlukan DVD atau USB flash drive yang berisi instalasi Windows. Jika Anda tidak punya, Anda bisa membuatnya dengan menggunakan Media Creation Tool dari Microsoft.
  2. Pilih Bahasa dan Keyboard: Saat boot dari media instalasi, pilih bahasa dan keyboard yang sesuai.
  3. Klik “Repair your computer”: Pada layar instalasi Windows, klik “Repair your computer” di bagian kiri bawah.
  4. Pilih “Troubleshoot”: Pada layar “Choose an option”, pilih “Troubleshoot”.
  5. Pilih “Startup Repair”: Pada layar “Troubleshoot”, pilih “Startup Repair”.
  6. Pilih Sistem Operasi: Pilih sistem operasi yang ingin Anda perbaiki.
  7. Tunggu Proses Selesai: Windows akan mencoba memperbaiki masalah startup secara otomatis. Ikuti petunjuk di layar.

Tips: Proses Startup Repair mungkin memakan waktu beberapa saat. Pastikan laptop Anda terhubung ke sumber daya listrik selama proses ini.

4. Perbaiki MBR atau GPT (Master Boot Record/GUID Partition Table)

MBR (Master Boot Record) dan GPT (GUID Partition Table) adalah bagian penting dari hard drive yang menyimpan informasi tentang partisi dan sistem operasi. Jika MBR atau GPT rusak, laptop Anda mungkin tidak dapat booting.

Cara Memperbaiki MBR atau GPT:

  1. Boot dari Media Instalasi Windows: Sama seperti Startup Repair, Anda memerlukan DVD atau USB flash drive yang berisi instalasi Windows.
  2. Pilih Bahasa dan Keyboard: Pilih bahasa dan keyboard yang sesuai.
  3. Klik “Repair your computer”: Klik “Repair your computer” di bagian kiri bawah.
  4. Pilih “Troubleshoot”: Pada layar “Choose an option”, pilih “Troubleshoot”.
  5. Pilih “Command Prompt”: Pada layar “Troubleshoot”, pilih “Command Prompt”.
  6. Ketik Perintah: Di Command Prompt, ketik perintah berikut dan tekan Enter setelah setiap perintah:

    • bootrec /fixmbr
    • bootrec /fixboot
    • bootrec /scanos
    • bootrec /rebuildbcd
  7. Restart Laptop: Setelah semua perintah selesai, ketik exit dan tekan Enter untuk keluar dari Command Prompt. Restart laptop Anda.

Tips: Perintah-perintah ini akan mencoba memperbaiki MBR dan boot sector. bootrec /scanos akan mencari sistem operasi yang terinstal, dan bootrec /rebuildbcd akan membangun ulang Boot Configuration Data (BCD).

5. Reset BIOS ke Default

Terkadang, pengaturan BIOS yang salah dapat menyebabkan masalah “No Bootable Device”. Mengembalikan BIOS ke pengaturan default dapat membantu mengatasi masalah ini.

Cara Reset BIOS ke Default:

  1. Restart Laptop Anda: Mulai ulang laptop Lenovo Anda.
  2. Masuk ke BIOS: Tekan tombol yang sesuai untuk masuk ke BIOS (biasanya F2, Delete, F12, atau Esc).
  3. Cari Opsi “Load Defaults” atau “Reset to Default”: Di dalam BIOS, cari opsi yang berkaitan dengan “Load Defaults”, “Reset to Default”, atau “Load Setup Defaults”.
  4. Pilih Opsi dan Konfirmasi: Pilih opsi tersebut dan konfirmasi pilihan Anda.
  5. Simpan Perubahan dan Keluar: Simpan perubahan dan keluar dari BIOS. Laptop Anda akan restart.

Tips: Lokasi opsi “Load Defaults” mungkin berbeda tergantung pada model laptop Lenovo Anda.

6. Cek Kondisi Hard Drive atau SSD

Hard drive atau SSD yang rusak dapat menyebabkan masalah “No Bootable Device”. Anda dapat menggunakan alat diagnostik untuk memeriksa kesehatan hard drive atau SSD Anda.

Cara Cek Kondisi Hard Drive atau SSD:

  1. Gunakan Alat Diagnostik Bawaan Windows: Windows memiliki alat diagnostik bawaan yang disebut chkdsk. Anda dapat menjalankannya dari Command Prompt (seperti pada langkah memperbaiki MBR/GPT). Ketik chkdsk /f /r C: (ganti C: dengan drive sistem Anda jika berbeda) dan tekan Enter. Anda mungkin perlu menjadwalkan pemeriksaan disk saat restart.
  2. Gunakan Alat Diagnostik dari Produsen Hard Drive/SSD: Banyak produsen hard drive/SSD menawarkan alat diagnostik gratis yang dapat Anda unduh dari situs web mereka. Alat ini biasanya lebih komprehensif daripada chkdsk.
  3. Gunakan Software Pihak Ketiga: Ada banyak software pihak ketiga yang dapat Anda gunakan untuk memeriksa kesehatan hard drive/SSD, seperti CrystalDiskInfo.

Tips: Jika alat diagnostik menemukan kesalahan, Anda mungkin perlu mengganti hard drive atau SSD Anda.

Kesimpulan

Masalah “No Bootable Device” pada laptop Lenovo memang menjengkelkan, tetapi seringkali dapat diatasi dengan langkah-langkah yang telah dijelaskan di atas. Mulai dari memeriksa urutan boot, koneksi hardware, hingga memperbaiki sistem operasi, ada banyak solusi yang bisa Anda coba. Jika semua cara sudah dicoba dan masalah masih berlanjut, kemungkinan besar ada kerusakan hardware yang lebih serius dan sebaiknya Anda membawa laptop Anda ke teknisi profesional.

Apakah Anda punya pengalaman mengatasi masalah “No Bootable Device” lainnya? Bagikan di kolom komentar!

FAQ (Frequently Asked Questions)

1. Mengapa laptop saya tiba-tiba muncul pesan “No Bootable Device”?

Penyebabnya bisa bermacam-macam, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Perubahan pengaturan BIOS, kerusakan hardware, atau corrupt system file bisa menjadi pemicunya.

2. Apakah saya bisa memperbaiki “No Bootable Device” sendiri tanpa ke teknisi?

Ya, sebagian besar kasus “No Bootable Device” bisa diperbaiki sendiri dengan mengikuti langkah-langkah di atas. Namun, jika Anda tidak yakin atau takut merusak laptop, sebaiknya serahkan pada ahlinya.

3. Apa yang harus saya lakukan jika semua cara di atas tidak berhasil?

Jika semua cara sudah dicoba dan masalah masih berlanjut, kemungkinan besar ada kerusakan hardware yang lebih serius, seperti kerusakan hard drive/SSD atau motherboard. Sebaiknya bawa laptop Anda ke teknisi profesional untuk diperiksa dan diperbaiki.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *