digelar Polri selama agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ke-42 ASEAN di
Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan sandi
“Operasi Komodo 2023”.
“Kami berharap Operasi Komodo 2023 ini bisa memberikan
kesan positif bagi masyarakat, para delegasi dan kepala negara yang hadir,
seperti keberhasilan pada pengamanan KTT G20 di Bali tahun lalu. Manfaatnya
juga bisa dirasakan oleh masyarakat serta oleh para delegasi yang hadir maupun
kepala negara peserta KTT ASEAN 2023 terkesan akan keamanan, keramahtamahan serta
keindahan alam Labuan Bajo,” jelas Asops Kapolri Irjen. Pol. Agung Setya
Imam Effendi, S.H., S.I.K., M.Si., dilansir dari laman antaranews, Rabu .
Irjen. Pol. Agung Setya Imam Effendi menekankan, bahwa
kolaborasi antar-lima daerah imbangan dan dua wilayah penyangga supaya dapat
terlaksana dengan baik, sehingga memastikan Labuan Bajo dalam keadaan aman.
“Wilayah utama pengamanan adalah Labuan Bajo, untuk mencegah
masuknya berbagai bentuk ancaman keamanan ke dalam wilayah utama, dilakukan
perimeter pada dua lokasi penyangga pintu masuk, yaitu dari Bima, NTB dan
Sumba, NTT,” ungkap Asops.
Asops menambahkan, wilayah Labuan Bajo akan dapat
terpengaruh dengan kondisi keamanan di wilayah sekitarnya (lima daerah
imbangan), yakni Manggarai, Manggarai Timur, Ngadain, Negekeo dan Ende. Di lima
daerah ini dilakukan kegiatan kepolisian imbangan memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Selain itu, masing-masing personel
diharapkan dapat menjaga dan memastikan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan SOP
dengan penuh rasa tanggung jawab.

